TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI TERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN ENREKANG

2017ABSTRAK \ud \ud MUH IDHAM YAHYA. I111 11 287. Tingkat kejadian gangguan reproduksi \ud ternak sapi perah di Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh Muhammad Yusuf \ud sebagai Pembimbing Utama dan Ambo Ako sebagai Pembimbing Anggota. \ud \ud Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian gangguan \ud reproduksi pada ternak sapi perah di Kabupaten Enrekang. Sebanyak 80 ekor \ud ternak sapi perah digunakan pada pelaksanaan penelitian ini. Seluruh ternak \ud diperiksa secara klinis baik dengan palpasi rektal maupun secara vaginoskopi. \ud Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah status kebuntingan, gangguan \ud reproduksi dan tipe-tipe gangguan reproduksi. Hasil penelitian menunjukkan \ud bahwa tingkat kebuntingan pada sapi dara adalah 20,7%; lebih rendah \ud dibandingkan pada induk sapi perah yakni sebesar 51,0%. Tingkat kejadian \ud gangguan reproduksi pada ternak sapi perah betina (dara dan induk) adalah \ud sebesar 41,7%, dengan rincian sapi dara 30,4% dan sapi induk sebanyak 52,0%. \ud Tipe gangguan reproduksi pada sapi dara adalah anestrus sebanyak 71% dan \ud gangguan uterus sebanyak 29%. Pada sapi induk tipe gangguan reproduksi yaitu, \ud anestrus sebesar 31%, gangguan uterus sebesar 46%, kista 15%, serta urovagina \ud 8%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kebuntingan sapi dara yang sudah layak \ud bunting masih sangat rendah dibandingkan dengan tingkat kebutingan sapi induk. \ud Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya angka kebuntingan adalah \ud gangguan reproduksi (anestrus dan gangguan uterus). \ud \ud \ud Kata Kunci: Status kebuntingan, Sapi Perah, Gangguan reproduksi, Tipe-tipe \ud gangguan reproduks