Model Prediksi Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di Pulau Kalimantan)

Bencana kebakaran hutan dan lahan masih sangat sering terjadi tiap tahun, khusunya wilayah Kalimantan. Dampak yang timbul dan sering menggangu adalah gangguan asap, gangguan kesehatan, gangguan aktivitas masyarakat, dan transpotasi. Melihat kondisi tersebut, maka informasi mengenai daerah rawan kebakaran hutan dan lahan merupakan informasi yang sangat penting dan diperlukan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model spasial prediksi kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan. Data yang digunakan dalam penyusunan model spasial prediksi kebakaran yaitu data curah hujan, penutupan lahan, suhu permukaan, aksesbilitas jalan dan data hotspot sebagai prediktor. Data hotspot yang digunakan merupakan hasil perekaman satelit Terra Aqua MODIS selama sepuluh tahun, dari tahun 2006-2015. Metode prediksi kepadatan hotspot dilakukan dengan aplikasi persamaan matematik menjadi model spasial. Persamaan statistik moving average diimplementasikan kedalam model spasial. Validasi model prediksi dilakukan menggunakan validasi Kappa (kappa accuracy) dengan hasil validasi menunjukkan nilai kappa rata-rata sebesar 0,7958 atau (79,58%) yang termasuk pada kategori baik. Hasil pembuatan model spasial prediksi kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan dibagi dalam lima kelas prediksi kebakaran. Model prediksi spasial tersebut memperlihatkan bahwa provinsi Kalimantan Tengah merupakan wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan yang sangat tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan