Perancangan Ruang Kelas di Taman Kanak-Kanak B Saba Surabaya yang Ergonomis

Ruang kelas Taman Kanak-kanak Saba kelas B adalah salah satu fasilitas pendidikan yang penting karena di dalam kelas tersebutlah para siswa TK B Saba mendapat pelajaran dan melakukan kegiatan yang lainnya Ruang kelas TK B Saba saat ini terasa masih kurang ergonomis . karena kursi yang digunakan saat ini tidak nyarnan dan masih ada beberapa fasilitas yang tidak ergonomis. Oleh sebab itu diusahakan untuk setidaknya meminimalisasi ketidaknyarnanan dan ketidak ergonomisannya. Perancangan ruang kelas TK B Saba dilakukan dengan menggunakan teori ergonomi, antropometri, QFD dan kansei engginering. Perbaikan yang dilakukan diusahakan sesuai dengan keinginan siswa TK B Saba yang merupakan pengguna dari ruang kelas tersebut serta keinginan guru dan orang tua siswa mewakili keinginan siswa karena keterbatasan pengertian anak usia TK. Kursi yang digunakan saat ini memiliki kekurangan dalarn hal kenyamanan dan tidak memiliki nilai edukatif Dari masalah-masalah yang ada ingin dicari pemecahannya dengan memanfaatkan kursi yang sudah ada saat ini. Ingin dirancang desain kursi seperti apa yang nyaman dan memiliki nilai edukatif yaitu membuat sandaran yang berbentuk dan memberikan pewarnaan yang mendominasi. Dengan menggunakan kansei engginering dirancang ruang kelas TK B Saba yang sesuai dengan keinginan konsumen mengenai desain fasilitas-fasilitas penunjang. Dari kuesioner awal dapat diketahui mengenai ketidaknyamanan yang ada di dalam ruang kelas tersebut. Dari kuesioner I didapat kansei words yang paling diinginkan konsumen adalah "cerah", selain itu didapatkan pula hal pokok yang diutamakan oleh konsumen untuk perancangan kursi TK yaitu kursi yang digunakan harus empuk (tidak keras). Pada kuesioner II dijabarkan lebih lanjut mengenai kansei words yang telah didapatkan dan lebih di fokuskan pada gambaran dari kansei words tersebut. Kuesioner III didapatkan lebih detail mengenai warna-warna yang diinginkan konsumen yang mewakili tiap kansei words. Pemasangan musik dilakukan pada saat peralihan pelajaran dengan tujuan untuk mepertahankan atau meningkatkan semangat siswa agar untuk memasuki pelajaran atau kegiatan selanjutnya dilakukan dengan suasana hati yang baik. Perancangan kursi TK dilakukan berdasarkan • keinginan konsumen dari hasil kuesioner dan dijabarkan di dalam "Rumah Mutu" berdasarkan konsep Quality Function Deployment (QFD). Selain itu juga dilakukan usulan perancangan locker yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh tas. Usulan ukuran visual display yang baik untuk akomodasi mata siswa juga dilakukan karena adanya keluhan siswa yang tidak dapat membaca visual display yang sudah ada saat ini. Ruang kelas TK B Saba kurang pencahayaan, ini terbukti dari hasil kuesioner dan pengukuran langsung dengan menggunakan alat light meter dan didapatkan hasil lux yang tidak memenuhi syarat tingkat penerangan yang baik. Wara dinding kelas TK B Saba sudah terlihat kusam dan surarn. lmplementasi dilakukan untuk perancangan kursi TK dengan membuat protype-nya dan disebarkan kuesioner serta wawancara langsung. Dari hasil kuesioner sebanyak 82.35% responden guru dan orang tua siswa menyatakan kursi baru sangat baik dari segi kenyamanan dan edukasi. Sebanyak 86.67% responden siswa merasa sangat nyaman dengan dudukan yang empuk dan dari pengamatan langsung dapat dilihat bahwa siswa sangat tertarik dengan kursi baru ini karena bentuknya yang lucu. Implementasi juga dilakukan pada penerangan dengan memasang tambahan lampu neon dan tingkat penerangannya sudah memenuhi syarat ergonomis yaitu 640 lu