Kajian kemungkinan penggunaan edible film dari pati ubi kayu untuk pengemas dodol rumput laut

Semua jenis bahan pangan dapat mengalami kerusakan selama penyimpanan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kemasan pada bahan pangan. Salah satu persyaratan kemasan adalah harus ramah lingkungan, contohnya edible film. Edible film digunakan sebagai pengganti bahan pengemas sintetis seperti polyethilene, polystilene, dan polyvinilchoride yang banyak menimbulkan dampak yang tidak baik bagi lingkungan karena tidak dapat terdegradasi secara biologis. Edible film didefinisikan sebagai pembungkus yang dapat dimakan. Keunggulan penggunaan edible film antara lain sebagai pelindung produk pangan, mempertahankan kenampakan asli produk, mengurangi transmisi uap air, aroma, dan lemak dari produk yang dikemas. Komponen utama penyusun edible film yaitu hidrokoloid, lipid, dan komposit (gabungan hidrokoloid dan lipid). Salah satu bahan pembuatan edible film adalah pati ubi kayu. Pati ubi kayu termasuk dalam komponen hidrokoloid. Pemilihan pati ubi kayu sebagai bahan pembuatan edible film dikarenakan ubi kayu merupakan komoditas dengan nilai produksi yang cukup besar di Indonesia. Selain itu, ubi kayu memiliki kandungan pati dengan kadar amilosa yang cukup tinggi sehingga memenuhi kriteria untuk pembuatan edible film. Edible film yang terbuat dari pati ubi kayu dapat digunakan sebagai pengemas dodol rumput laut. Pada produk dodol rumput laut, penggunaan edible film dari pati ubi kayu dilakukan dengan metode pembungkusan (cashing). Metode ini dilakukan dengan membuat film sendiri yang terpisah dari produk. Karakteristik edible film yang dihasilkan dari pati ubi kayu sudah cukup bagus, namun laju transmisi terhadap uap air masih cukup tinggi. Penggunaan edible film dari pati ubi kayu dapat memperpanjang umur simpan dodol rumput laut