PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP INTENSITAS PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KOTA SEMARANG (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan di Kota Semarang)

Budaya organisasi bersumber dari beberapa orang. Orang tersebut akan mengembangkan strategi sesuai lingkungan bisnis yang dikelolanya, yang pada akhirnya akan menjadi budaya pada perusahaan tersebut. Pendiri perusahaan akan menjadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut, atau mencari seorang manajer yang akan memelihara filosofi pendiri dan mempertemukan nilai-nilai utama perusahaan dengan gaya kepemimpinannya. Dari pernyataan tersebut penulis tertarik mengambil judul skripsi “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Terhadap Intensitas Peran Akuntansi Manajemen Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Semarang (Studi Empiris Pada Perusahaan- Perusahaan di Semarang).” Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka thitung antara Budaya Perusahaan (X1) terhadap Intensitas Peran Akuntansi Manajemen (Y) sebesar 2,325 > t-tabel sebesar 1,9890; sehingga secara parsial terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara X1 terhadap Y. Angka thitung antara Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Intensitas Peran Akuntansi Manajemen (Y) sebesar 2,098 > t-tabel sebesar 1,9890; sehingga secara parsial (individu) terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara X2 terhadap Y. Angka t-hitung antara Interaksi Budaya dan Gaya Kepemimpinan terhadap Intensitas Peran Akuntansi Manajemen (Y) sebesar –(1,225) < t-tabel sebesar – (1,9890); sehingga secara parsial (individu) terdapat tidak ada pengaruh terhadap Y. Sedangkan angka F hitung antara budaya perusahaan (X1), gaya kepemimpinan (X2), dan interaksi budaya & gaya kepemimpinan terhadap Intensitas Peran Akuntansi Manajemen (Y) sebesar 30,499 > F tabel (3,11), artinya variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap (Y). Angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,510. Hal ini berarti bahwa variabel X1, X2 serta interaksi memiliki konstribusi sebesar 51,10% dalam menerangkan Intensitas Peran Akuntansi Manajemen. Dan sisanya 48,90% dijelaskan oleh sebab lain di luar variabel yang diteliti, seperti : iklim organisasi, upah, motivasi kerja karyawan dan faktor-faktor lainnya. Saran dalam penelitian ini antara lain : pihak pimpinan perusahaan hendaknya lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan yang sesuai dengan prestasi kerja yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan, adanya kepedulian pada pekerjaan, kompetensi pekerjaan yang baik, memberikan ide (masukan) dalam memecahkan masalah kerja, adanya transparansi pada para pegawai, pekerjaan dilakukan dengan serius dan bekerja sesuai dengan prosedur. Dan gaya kepemimpinan yang baik perlu diterapkan suatu perusahaan agar intensitas peran akuntansi manajemen juga berjalan dengan baik. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin tersebut antara lain : sifat kepemimpinan yang baik, bertanggung jawab, mementingkan kepentingan bersama, pemimpin dapat membagi tugas kepada karyawan secara adil, serta pimpinan bersikap bijak dalam setiap pengambilan keputusannya