PENGARUH BUDAYA ORGANISASI,JABATAN ORGANISASI,PROFESIONALISME DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada kantor Akuntan Publik Semarang)

Masyarakat yang semakin berkembang, manusia yang senantiasa menempati kedudukan yang penting. Seiring dengan semakin mengarahnya tahapan masyarakat yang berorientasi pada pekerja. Pandangan atau falsafah yang berkembang ditengah masyasakat semakin mendukung kondisi yang semakin menguatnya permintaan untuk memperhatikan aspek human, manusia dan bukannya aspek ekonomi atau teknologi dalam setiap usaha. Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai perusahaan profesional, nampaknya juga sudah semakin memasuki pada keharusan untuk memiliki keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan. Seiring itu karyawan tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan bahwa mereka individu yang juga harus memenuhi kebutuhan, keinginan dan juga harapan bagi dirinya sendiri dan tempat kerjanya. Penelitian ini menggunakan data dari 16 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Semarang. Data diperoleh dengan menyebar kuesioner yang di isi oleh para tenaga profesional (pemeriksa) pada masing-masing KAP. Dari hasil penyebaran kuesioner, terdapat 43 kuesioner yang dapat digunakan sebagai sempel dalam penelitian ini. Sedangkan unit analisisnya adalah staf Akuntan Publik secara individual. Dari hasil penelitian ini variabel budaya organisasi, jabatan organisasi, profesionalisme dan konflik peran digunakan sebagai variabel bebas, dan variabel kepuasan kerja digunakan sebagai variabel terikat serta komitmen organisasi digunakan sebagai intervening. Analisis regresi berganda digunakan untuk menunjukkan bahwa komitmen organisasi dapat menjadi variable intervening dari model tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kepuasan kerja karyawan KAP. Namun demikian pengaruh langsungnya terbukti lebih besar dibanding pengaruh tidak langsungnya. Konflik peran juga memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja manajerial secara langsung maupun secara tidak langsung. Namun pengaruh konflik peran secara tidak langsung melalui komiten organiasi lebih besar dibanding pengaruh langsungnya