Sistem kaderisasi da’i di Pondok Pesantren Daarun Najaah Jrakah Tugu Semarang

Penelitian dengan judul Sistem Kaderisasi Da’i di Pondok Pesantren Daarun Najaah Jrakah Tugu Semarang ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem kaderisasi da’i di Pondok Pesantren Daarun Najaah Jrakah Tugu Semarang disertai faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, kemudian untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti menempuh metode observasi langsung di PP. Daarun Najaah, wawancara dan dokumentasi. Adapun dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sistem kaderisasi da’i di Pondok Pesantren Daarun Najaah terdiri dari input, proses dan output. Input adalah objek pengkaderan yang dikader oleh pihak pengkader, proses adalah kaderisasi melalui kurikulum dan output adalah para kader da’i yang telah siap berdakwah di masyarakat luas. Sistem kaderiasasi da’i di Pondok Pesantren Daarun Najaah adalah sistem struktural berupa kesatuan elemen-elemen dari pihak pengkader, alat kaderisasi, dan objek kaderisasi yang terhimpun dalam sebuah lembaga Pondok Pesantren. Pihak pengkader adalah pengasuh pondok, alat kaderisasi adalah kurikulum pendidikan yang terdiri dari formal curriculum yang terdiri dari pelatihan khitobah, kajian kitab kuning, kajian dua bahasa, dan evaluasi pembelajaran melalui ujian akhir semester pondok dan serangkaian lomba dalam acara haflah akhirussanah yang diadakan setiap tahun. Sedangkan hidden curriculum terdiri dari penugasan santri untuk belajar sekaligus mengajar, mujahadah, kewajiban sholat berjama’ah lima waktu, anjuran melaksanakan amalan-amalan sunnah, program mengajar anak-anak TPA setiap bulan Romadlon di Masjid Baitur Rohim Jrakah, tuntutan kedisiplinan, mempertahankan tradisi dan hubungan baik dengan masyarakat, penanaman nilai kepemimpinan dan manajemen melalui regenerasi kepengurusan, penanaman nilai kewirausahaan melalui pengelolaan koperasi, dan pengenalan kesenian Islam melalui kelompok rebana. Adapun objek kaderisasinya adalah seluruh santri baik putra ataupun putri. Faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi, peneliti klasifikasikan menggunakan analisis SWOT dengan strategi analisis faktor internal terdiri dari kekuatan (strength) yaitu dukungan penuh dari pengasuh pondok pesantren di dalam lingkungan Pondok Pesantren, solidaritas antar santri, jadwal pengajian yang cukup padat, aturan dan sanksi (takziran). Kelemahan (weakness) yang dimiliki pondok pesantren Daarun Najaah diantaranya adalah mental santri yang lemah, metode mengajar yang masih tradisional, tidak adanya mentor khusus, kelalaian santri dalam menjalankan tugas, kurangnya pengawasan langsung dari pimpinan, fasilitas yang masih terbata dan koordinasi antar pengurus yang tidak maksimal . Kemudian faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) yang perlu dikembangkan seperti aktifnya beberapa santri pada majlis ta’lim atau perlombaan di luar Pondok Pesantren dan ancaman (threaths) yang perlu diantisipasi adalah kurangnya kerja sama dengan sesama pondok pesantren atau lembaga lain yang dapat menciptakan sebuah hubungan positif