Analisis pelaksanaan good corporate governance pada aspek peran Dewan Pengawas Syariah di UUS Bank Jateng

Tata kelola perusahaan yang baik atau yang disebut dengan istilah Good Corporate Governance (GCG) mendapatkan perhatian banyak pihak selama dekade terakhir ini. Penerapan GCG menjadi suatu keniscayaan bagi sebuah perusahaan, termasuk bank syariah. Penerapan GCG pada bank syariah hendaknya mengacu pada lima prinsip yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan kewajaran. Untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut, bank harus menyesuaikan dengan prinsip Islam. Oleh karena itu, peranan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam penerapan GCG pada bank syariah menjadi sangat penting untuk mengawasi dan menjamin bahwa operasional bank telah sesuai dengan syariah. Dengan mengambil pokok masalah di atas maka penulis mengambil rumusan masalah (1) Bagaimana peran Dewan Pengawas Syariah? (2) Bagaimana pelaksanaan GCG pada aspek peran DPS di UUS Bank Jateng? Tugas Akhir ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu dari hasil penelitian lapangan dengan cara dokumentasi dan wawancara langsung dengan beberapa pihak manajemen di Divisi UUS Bank Jateng. Selain itu penulis juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan memanfaatkan data sekunder berupa literatur-literatur yang relevan dengan topik yang dikaji oleh penulis. Adapun hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa peran DPS di UUS Bank Jateng sangatlah penting terutama dalam pengambilan keputusan yang kaitannya dengan masalah kesyariahan pada lembaga keuangan/perbankan. Dan dari hasil self assessment pelaksanaan GCG pada aspek tugas dan tanggung jawab DPS UUS Bank Jateng menunjukkan peringkat yang baik. Hal ini juga didukung dengan adanya kualitas dan integritas masing-masing anggota. Namun komposisi dalam keanggotaan DPS masih minim, bahkan anggota DPS masih merangkap jabatannya di lembaga keuangan lain. Sehingga fokus penerapan maupun pengawasan syariah di UUS dirasa kurang, karena pejabat banknya pun mayoritas keluaran dari bank induknya (Bank Jateng Konvensional) yang belum begitu paham banyak tentang muamalah