Analisis terhadap penanganan pembiayaan KPR bermasalah pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Semarang

Pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Tidak sedikit penduduk yang menginginkan mempunyai rumah sendiri. Alternatinya, mereka memilih untuk mengajukan KPR. Kemudahan mengajukan pembiayaan KPR menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi masyarakat. Bank BTN Syariah merupakan Bank yang terkenal dengan produk KPR nya menjadikan Bank BTN Syariah unggul dalam pembiayaan KPR. Kemudahan dalam mengajukan pembiayaan KPR pada Bank BTN Syariah seringkali menyebabkan pembiayaan menjadi bermasalah atau biasa disebut dengan NPF (Non Performing Loan). Dari permasalahan tersebut penulis tertarik mengulik lebih dalam tentang penanganan pembiayaan KPR bermasalah pada BTN Syariah Kantor Cabang Semarang, dengan rumusan sebagai berikut: Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan KPR bermasalah dan bagaimana penanganan pembiayaan KPR bermasalah di BTN Syariah Semarang. Dari apa yang akan menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang menguraikan dan memaparkan masalah yang ada sehingga memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti. Penulis melakukan penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer, dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pihak BTN Syariah Kantor Cabang A.Yani Semarang. Selain itu penulis juga melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan data sekunder yang berasal dari buku-buku, dokumen, referensi, lainnya yang berhubungan dengan pokok pembahasan. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan, diantaranya: Penyebab pembiayaan KPR menjadi bermasalah pada BTN Syariah Semarang yaitu dapat terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal muncul dari pihak Bank BTN Syariah Semarang, yang sering terjadi karena analis kurang teliti karena analisis tidak berhadapan langsung dengan nasabah sehingga analis hanya melihat dari track record seorang nasabah, ada juga karena jangkauan wilayah yang terlalu luas dan staff terbatas jumlahnya sehingga tidak bisa semua nasabah KPR dipantau oleh staff. Adapun faktor eksternal yang muncul dari pihak debitur, diantaranya karakter nasabah, ada tunggakan di bank lain, kebutuhan nasabah, dan pengetahuan nasabah. Kemudian untuk penanganan pembiayaan KPR bermasalah bank BTN Syariah melakukan dua tahapan yaitu Penjadwalan Ulang Sisa Tunggakan dan Penjadwalan Ulang Sisa Pinjaman