DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERABUT KELAPA, SAMPAH PLASTIK, DAN KAPUR

Untuk menopang berdirinya suatu bangunan agar dapat kokoh diperlukan pondasi dan tanah yang memiliki daya dukung yang kuat agar beban dari bangunan dapat tersalurkan dan dapat tertopang dengan baik. Jika tanah yang berada dibawah bangunan adalah tanah lempung maka akan berakibat terjadinya penurunan tanah dikarenakan tanah lempung memiliki sifat kembang susut yang relaif tinggi dan memiliki daya dukung yang rendah serta sensitif terhadap perubahan kadar air. Selain itu tanah lempung memiliki sifat permeabilitas yang rendah yaitu kemampuan dari tanah untuk meloloskan air sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengalami konsolidasi. Dalam penelitian ini digunakan abu serabut kelapa, sampah plastik, dan kapur sebagai bahan percobaan stabiliisasi tanah. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencampur tanah lempung dengan variasi kadar abu serabut kelapa sebesar 3%, 5%, 8%, 10%, kadar kapur sebesar 10% dan sampah plastik 1% dari berat kering tanah. Percobaan ini dilakukan sebanyak 6 kali dengan tanah lempung tanpa perbaikan, tanah lempung dengan campuran kapur dan sampah plastik, tanah lempung dengan campuran abu serabut kelapa 3% + sampah plastik + kapur, tanah lempung dengan campuran abu serabut kelapa 5% + sampah plastik + kapur, tanah lempung dengan campuran abu serabut kelapa 8% + sampah plastik + kapur, tanah lempung dengan campuran abu serabut kelapa 10% + sampah plastik + kapur Hasil dari penelitian dengan penggunaan campuran abu serabut kelapa, sampah plastik, dan kapur untuk stabillisasi tanah lempung adalah campuran bahan tambah abu serabut kelapa 5%, sampah plastik, dan kapur merupakan campuran yang paling baik dengan hasil adanya peningkatan daya dukung tanah lempung sebesar 1,6656 kN dari 0,9656 kN dengan persentase 74,30% dan berkurangnya penurunan yang terjadi dari 15,52 mm menjadi 8,98 mm dari kondisi tanah aslinya