TERHADAP ATRIBUT MIE INSTAN DENGAN MARKOV CHAIN METHOD DAN BIPLOT (STUDI KASUS PADA SWALAYAN PAMELLA 1 YOGYAKARTA)

Negara menempati posisi kedua sebagai Negara pengkonsumsi mie instan terbanyak di dunia. Indonesia dikenal sebagai Negara yang punya banyak kreasi mie instan. Semakin banyak kreasi maka semakin bervariasi pula cita rasa pada produk tersebut. Hal ini membuat konsumen penasaran untuk mencoba berbagai jenis produk. Tidak semua konsumen loyal terhadap satu merek mie instan dikarenakan faktor-faktor seperti kualitas, harga, promosi, jangkauan pasar dan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis branswitching behavior yang akan mengetahui estimasi pangsa pasar serta penilaian persepsi konsumen terhadap atribut mie instan dengan menggunakan Markov Chain Method Dan Biplot. Studi kasus penelitian pada Swalayan Pamela 1 Yogyakarta. Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh hasil pangsa pasar dari analisis rantai markov yaitu pangsa pasar terbesar diraih oleh indomie sebesar 49.52% sebagai market leader atau pemimpin pasar kemudian diikuti oleh mie sedap sebesar 35.40% sebagai market challenger atau penantang pasar, sarimi sebesar 6.43%, mie abc sebesar 4.70% dan yang terakhir oleh supermi sebesar 3.97% ketiga produk ini sebagai market nitcher atau penggarap pasar. Untuk mengetahui atribut pengaruh pemilihan merek mie instan maka dilakukan analisis biplot dengan hasil yaitu pada atribut rasa, harga sesuai dengan kualitas dan promosi merupakan atribut yang mempengaruhi pemilihan produk indomie. Atribut lokasi, variasi rasa, eksistensi, kemudahan dan ketersediaan produk merupakan atribut yang mempengaruhi pemilihan produk mie sedap. Atribut kemasan merupakan atribut yang mempengaruhi pembelian produk mie abc dan supermi. Dan atribut harga ekonomis merupakan atribut yang mempengaruhi pemilihan produk sarimi. Kata kunci : Analisis Brandswitcing, Analisis Markov, Analisis Biplo