PENERAPAN PENDIDIKAN ENTREPRENEUR DI PONDOK PESANTREN DAARUL ULUM WAL HIKAM (PP. AWAM) MALANGAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA DALAM UPAYA MEMBANGUN KEMANDIRIAN SANTRI

Latar belakang penelitian ini bermula dari ketertarikan peneliti terhadap penerapan pendidikan entrepreneur di pondok pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi penerapan pendidikan entrepreneur yang meliputi materi atau kurikulum, jenis-jenis kewirausahaan, faktor pendukung dan penghambat dan kontribusi penerapan pendidikan entrepreneur di Pondok Pesantren Daarul Ulum Wal Hikam (PP. DAWAM) Malangan Giwangan Umbulharjo Yogyakarta dalam upaya membangun kemandirian santri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di Pondok Pesantren Daarul Ulum Wal Hikam (PP. DAWA) Malangan Giwangan Umbulharjo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mereduksi data, display data, dan menarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dengan cara Trianggulasi sumber dan teknik serta dikombinasikan dengan terori. Hasil penelitian menunjukan: (1) penerapan pendidikan entrepreneur: disusun dengan mengacu pada entrepreneurship di negara-negara maju seperti kurikulum World Bank dan PBB digabungkan prinsip-prinsip santripreneur yang berada di Pondok Pesantren Daarul Ulum Wal Hikam, diantaranya yaitu: (a) membuat bisnis plan, (b) manajemen, (c) cash flow, (d) membaca peluang usaha (e) pembelajaran naratif (2) Strategi/metode penerapan pendidikan entrepreneur: (a) menggunakan sistem kelas, (b) memberikan tugas-tugas: (membuat konsep usaha, visi dan misi, perencanaan bisnis, dan manajemen didalam usaha), (c) leaving strategy, (3) jenis-jenis keweirausahaan: terbagi menjadi tiga kategori usaha (a) industri, perdagangan dan jasa, (b) boga, (c) kreatif, (4) faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan entrepreneur: (a) faktor pendukung internal: sumber daya pengajar yang berkompeten (Konsultan dan wirausahawan tingkat nasional), (b) faktor pendukung eksternal: jaringan pengusaha tingkat nasional (HIPMI, HIPSI) (c) faktor penghambat internal permodalan, (d) faktor penghambat eksternal persaingan ketat dala dunia usaha, (5) kontribusi penerapan pendidikan entrepreneur dalam upaya membangun kemandirian santri: (a) dilihat dari pendekatan emosional (Emotional Autonomy) : santri selalu percaya diri, tidak memiliki rasa minder, tidak takut menjalani profesi apapun, pandai dalam perencanaan, memiliki mental yang kuat (b) dilihat dari pendekatan nilai (Value Autonomy): santri mengetahui tentang arti kerja keras, santri bisa lebih menghargai waktu, selalu berperan membantu orang lain, memiliki kemandirian yang baik (c) dilihat dari pendekatan bertindak (Behavioral Autonomy): di dalam diri santri terbentuk dan memiliki nilai-nilai wira’i, rendah hati