Pendapat Ulama Tentang Penamaan Produk yang Tidak Lazim di Kota Banjarmasin

Noor Huda Fikri.2017.Pendapat Ulama tentang Penamaan Produk yang Tidak Lazim di Kota Banjarmasin. Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Muamalah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Pembimbing: (I) Dra. Naimah, MH. (II) H. Fuad Lutfi, S.Ag., SH, MH.\ud Kata Kunci:Pendapat Ulama tentang Penamaan Produk yang Tidak Lazimdi Kota Banjarmasin\ud SkripsiinimengangkatpermasalahanmengenaiPendapat Ulama Kota Banjarmasin tentang Penamaan Produk yang Tidak LazimLatarbelakangmasalahkarenatanggapan ulama kota Banjarmasin tentang maraknya produk-produk makanan yang menggunakan nama yang tidak lazim seperti mie setan, ceker setan, dan keripik setan,dengan nama yang kontras dengan ajaran islam tersebut. \ud RumusanmasalahdalampenelitianiniadalahBagaimanaPendapat Ulama Kota Banjarmasin tentang Penamaan Produk yang Tidak Lazim tersebut dan apa dasar dan dalil yang mereka gunakan untuk memberikan pendapat.AdapuntujuanpenelitianadalahuntukmengetahuiBagaimanaPendapat Ulama Kota Banjarmasin tentang Penamaan Produk yang Tidak Lazim tersebut dan apa dasar dan dalil yang mereka gunakan untuk memberikan pendapat\ud Penelitianiniadalahpenelitianlapangandengan pendekatan deskriptif-kualitatif, yang berlokasi di Banjarmasin. Untukmengumpulkan data yang diperlukanpenulismenggunakanteknikwawancara. Setelah data terkumpul, kemudiandiolahdenganteknik editing dankategorisasi.Untukmemperolehkesimpulanhukumnya, dilakukananalisissecarakualitatifterhadap data yang didapat.\ud Hasil penelitian, peneliti melakukan wawancara terhadap 6 responden yang telah memenuhi kriteria peneliti dan terdapat variasi 3 pendapat tentang permasalahan penamaan produk yang tidak lazim, pendapat pertama menyatakan boleh dikarenakan penamaan produk yang tidak lazim ini adalah bagian dari promosi yang di kerjakan oleh produsen agar menarik perhatian konsumen, pendapat kedua menyatakan tidak boleh dikarenakan bahwa penamaan produk yang tidak lazim seperti mie setan sama seperti menamakan makanan yang proses dan bahannya halal namun menggunakan nama yang di benci Allah, pendapat ketiga menyatakan boleh namun harus di hindari, karena jika proses dan bahan halal sebenarnya diperbolehkan namun di lihat dari segi etika yang tidak mendidik, dan dari segi keberkahan sebuah nama, apabila menggunakan penamaan yang tidak lazim tersebut