Sejarah Sosial Pemikiran Hukum Islam \ud Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari\ud (Studi Tentang Parpantangan Dan Baislah)

Perempuan seringkali tersubordinasikan dalam aspek tafsir keagamaan, terutama dalam hal yang berkenaan dengan harta, di antaranya berkenaan dengan harta warisan. Hal ini merupakan salah satu manifestasi ketidakadilan gender terhadap perempuan, yaitu marjinalisasi atau pemiskinan ekonomi. Akan tetapi hal ini tidak terjadi pada masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Daerah ini memiliki adat yang disebut dengan parpantangan dan baislah.\ud \ud Kata kunci: sejarah sosial pemikiran hukum Islam, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, adat, parpantangan, baislah