Analisis Terhadap Pendapat Ibnu Qudamah tentang Perjanjian Perkawinan untuk Perkawinan tidak Beristri lebih dari Satu

M. Riyadi. 2016. Analisis Terhadap Pendapat Ibnu Qudama>h tentang Perjanjan Perkawinan untuk tidak Beristri lebih dari Satu. Skripsi, Ahwal Al-Syakhshiyah (Jurusan Hukum Keluarga), Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Pembimbing (I) Prof. Dr. H. M. Fahmi Al-Amruzi, M.Hum. (II) Sa’adah, S.Ag, M.H. \ud Kata Kunci: Perjanjian, Poligini.\ud Salah satu prinsip perkawinan dalam Islam adalah adanya kebebasan mengajukan perjanjian dalam akad. Perjanjian yang disertakan dalam akad itu dipandang mengikat apabila tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan ajaran Islam, tidak menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan yang halal. Ketika istri mengajukan perjanjian agar oleh suaminya beristri lagi, maka timbul pertanyaan: apakah pernikahan dan perrjanjiannya sah atau tidak? Mayoritas ulama menyatakan pernikahannya sah. Perjanjiannya tidak sah (batal). Ibnu Qudama>h adalah salah satu ulama yang mensahkan perjanjian untuk tidak dipoligini yang diajukan oleh istri dalam akad nikah.\ud Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Ibnu Qudama>h tentang perkawinan perjanjian untuk tidak beristri lebih dari satu, serta istinba>t} hukum apa yang digunakan Ibnu Qudama>h dalam membangun gagasannya.\ud Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. penulis mengumpulkan data umum dan informasi dari buku-buku atau pun dokumen-dokumen yang menjelaskan pendapat Ibnu Qudama>h tentang perjanjian perkawinan untuk tidak beristri lebih dari satu.\ud Perjanjian untuk tidak berpoligini yang diajukan oleh istri menurut pendapat Ibnu Qudama>h adalah sah dan wajib dipenuhi oleh suami jika tidak dipenuhi maka istri berhak mnuntut fasakh terhadapnya.\ud Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa, Ibnu Qudama>h mewajibkan dipenuhinya perjanjian untuk tidak beristri lagi karena menurut beliau perjanjian tersebut tidak berentangan dengan tujuan perkawinan dan termasuk perjanjian yang menguntungkan perempuan. istinba>t} hukum yang digunakan Ibnu Qudama>h adalah Maslahah Mursalah dan keumuman lafaz (lafaz} ‘am) dengan berdasarkan Al-qur’an, Hadis dan pendapat sahabat Nabi.\ud Menurut Penulis pendapat Ibnu Qudama>h sangat relevan dengan usaha memperkecil terjadinya poligini yang tidak bertanggung jawab