Toleransi kehidupan beragama di Kelurahan Dusun Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Adanya bermacam macam agama dan kepercayaan di Indonesia merupakan suatu kepercayaan. Di indonesia ada liama macam agama yang diakui diantaranya islam, kristen (katolik, protestan), hindu dan budha. Agama islam ialah yang terbanyak pemeluknya kemudian agama kristen dan diikuti agama lain. Akan tetapi jika diamati pemeluk agama di dusun balun antara islam, kristen dan hindu adalah lebih banyak islamnya. Yang berarti agama islam lebih banyak pemeluknya dibandingkan dengan pemeluk agama lain. Dengan demikian ketiga agama tersebut bersaing dengan sehat. Mengingat ketiga agama tersebut telah memiliki sarana ibadah yang cukup memadai. Di kelurahan dusun balun memiliki dua buah masjid dan beberapa mushalla yang setiap harinya tidak pernah sepi dalam kegiatannya, dari shalat berjamaah, mengaji dan lain sebgainya. Begitu pula dengan gereja jawi wetan yang dimiliki oleh pemeluk agama kristen yang tak pernah sepi dari kegiatan kegitan lainnya. Pada pembahasan ini rumusan masalahnya adalah 1). bagaimana kehidupan umat beragama di dusun balun? 2). Bagaimana model toleransi yang ada di dusun balun? 3). Sejauhmanakah peranan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mensukseskan program tri kerukunan umat beragama khususnya kerukunan antar agama? Pada pembahasan ini digunakan metode diskriptif kwalitatif yaitu analisa yang bersifat non statistik yaitu suatu analisa data yang menggambarkan dan melaporkan apa adanya dari hasil penelitian yang diperoleh interview, observasi, questioner dan dokumentasi. Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa masing masing pemeluk agama dikelurahan dusun balun menyadari bahwa masing masing agama mempunyai perbedaan perbedaan ajaran yang prinsip, disamping juga mempunyai persamaan persamaan sebagai agama missionaris (dakwah). Namun perbedaan keyakinan dan perbedaan pandangan tidak harus menimbulkan pertentangan karena perbedaan itu selalu ada di dunia ini, mereka mempunyai prinsip (setuju dalam perbedaan), juga dalam pembangunan tidak ada benturan atau suatu sengketa pendapat yang bisa memecah belah karena ada toleransi yang begitu kuat. Toleransi yang diterapkan adalah masalah sosial keagamaan yaitu saling hormat menghormati dan membiarkan penganut yang berlainan agama untuk beribadah menurut agama yang kepercayaannya masing masing dan toleransi dalam bidang muamalah terwujud dengan bekerjasama dan tolong menolong antar umat beragama. Dalam membina kerukunan antar umat beragama paro tokoh tokoh masyarakatnya mulai dari kepala desa, sekretaris desa sampai pada ketua RT/RW maupun staffnya sangat tanggap, sehingga gejala gejala konflik yang terjadi dapat diselesaikan sebelum menjadi konflik yang berkepanjangan