Studi tentang syirik menurut Al Quran

Al qur'an adalah sumber hukum islam yang pertama dan utama, sedangkan hadits yang kedua. Al qur'an merupakan mukjizat nabi Muhammad saw yang di dalamnya terdapat ajaran untuk disampaikan kepada umat manusia. Pokok utama setiap dakwah para nabi dan rasul sepanjang masa ialah menyeru kepada manusia agar menunjukkan ibadah hanya kepada Allah, serta tidak mempersamakannya dengan sesuatu apapun. Taukhid dalam ibadah, serta pembebasan diri dari kemusyrikan dan keberhalaan, merupakan yang terpenting diantara ajaran agama agama samawi dan yang paling menonjol diantara risalah risalah para Nabi. Sedemikian pentingnya sehingga seolah olah para Nabi dan Rasul tidaklah diutus kecuali satu tujuan saja, yakni memperkokoh ajaran tauhid serta pemberantasan kemusyrikan. Adapun masalah yang akan dibahas adalah 1). Apakah pengertian syirik dan bentuk bentuk kemusyrikan? 2). Apa nilai syirik dalam al qur'an? Dalam pembahasan ini digunakan metode maudhu'i, metode deduktif dan metode komparatif. Metode maudhu'i yaitu menghimpun ayat ayat al qur'an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama sama membicarakan satu topik masalah dan penyusunannya berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Metode deduktif yaitu suatu dasar atau teori yang bersifat umum sebagai dasar pijakan dalam menarik penelitian terhadap masalah yang bersifat khusus. Metode komperatif yaitu membandingkan ayat ayat al qur'an yang memiliki kesamaan redaksi yang berbicara tentang masalah atau kasus yang berbeda yang memiliki redaksi yang berbeda bagi masalah atau kasus yang sama atau di duga sama. Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa syirik adalah mempersekutukan Allah dalam hal ketuhanannya, kekuasaannya. Syirik adalah suatu penyakit jiwa yang berat dan merupakan cabang dari ketidaktahuan. Dosa syirik adalah termasuk dosa yang besar yang tidak diampuni oleh Allah. Untuk menghap dosa besar ini maka dengan bertaubat kepada Allah. Sedangkan dosa syirik tidak diampuni oleh Allah karena orang syirik tersebut meninggal dalam kemusyrikannya, karena mereka tidak bertaubat pada masa hidupnya