Analisa struktur organisasi pada kantor direksi perum perhutani

Latar belakang penulisan studi kasus ini adalah ketertarikan penulis pada fungsi struktur organisasi sebagai alat pencapaian tujuan organisasi. Penelitian dilakukan di Kantor Direksi Perum Perhutani, Jakarta yang merupakan koordinator kerja dari unit-unit di Pulau Jawa, Madura dan Nusa tenggara. Perum Perhutani sebagai BUMN yang memiliki wilayah kerja dan diversifikasi produk yang luas serta mengemban misi sebagai pemupuk kekayaan dan sekaligus sebagai agent of development. Predikat "sehat sekali" bagi Perum Perhutani adalah bukti bahwa Perum Perhutani telah berhasil mencapai salah satu misi yang diembannya. Misi agent of development telah pula menjadi perhatian Perum Perhutani dengan jalan mengadakan program "Perhutanan Sosial". Pencapaian misi, membuktikan bahwa struktur organisasi sebagai salah satu alat pencapaian tujuan organisasi sudah dapat dikatakan berfungsi dengan baik. Melihat hasil pengamatan dan survey lapang, kelemahan yang ada justru menimbulkan masalah yang bukan dari "bentuk" struktur organisasi, tetapi dari luar "bentuk" struktur organisasi. Akan tetapi karena struktur organisasi merupakan "alat” pencapaian tujuan, maka "bentuk" struktur organisasi sebaiknya perlu diadakan penyesuaian atas tekanan faktor-faktor intern, seperti kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat, visi karyawan dan budaya organisasi, serta koordinasi antar fungsi maupun faktorfaktor ekstern, seperti persaingan pasar dunia yang semakin bebas dan ecolabelling. Untuk itu dipandang perlu membuat divisi corporate plan yang mempunyai tugas sebagai koordinator perencanan tingkat perusahaan yang membuat rencana jangka panjang perusahaan dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi. Divisi ini harus pula mempunyai sarana penunjang jaringan informasi yang cepat dan akurat. Diberikan dua alternatif "bentuk" struktur organisasi, yang pertama hanya menambahkan Divisi corporate plan dengan Sub Divisi system information management. Alternatif kedua lebih banyak dilakukan perombakan dengan menambah, menghapus dan merubah jalur komunikasi. Investasi men j adi lebih besar pada alternatif 11, yang dipergunakan untuk pengadaan alat bantu teknologi informasi