Analisis efektivitas implementasi dan strategi penyaluran dana program kemitraan dan bina lingkungan pt. perkebunan mitra ogan di provinsi sumatera selatan

Masalah UKM yang paling menonjol menyangkut penyediaan pembiayaan atau modal usaha, serta kemampuan akses pembiayaan, akses pasar dan akses pemasaran, akses informasi serta tata kelola manajemen. Salah satu alternatif untuk mengurangi terjadinya kesenjangan sosial dan masalah-masalah tersebut, dilakukan pengembangan kemitraan usaha antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil. Kepedulian pemerintah terhadap UKM telah ada sejak lama, Pemerintah melalui Departemen Keuangan, mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232/KMK.013/1989, mewajibkan BUMN menyisihkan 1-5 % keuntungan untuk Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Saat ini program tersebut dikenal dengan nama Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), yang mengacu pada Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-236/MBU/2003, tanggal 17 Juni 2003. Penulis merumuskan pelaksanaan PKBL PTP Mitra Ogan, meliputi efektifitas penyaluran dan kolektibilitas pengembalian pinjaman PKBL oleh mitraan binaan di provinsi Sumatera Selatan. Permasalahan yang dibahas yaitu: (1) bagaimana efektivitas implementasi penyaluran dana dan kolektibilitas serta pelaksanaan program Bina Lingkungan PKBL PTP Mitra Ogan, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002?, (2) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran pengembalian pinjaman oleh mitra binaan, dan alternatif penyelesaian penyebab ketidaklancaran pengembalian pinjaman oleh mitra binaan pada program kemitraan PTP Mitra Ogan?, dan (3) bagaimana formulasi strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan dana program kemitraan PTP Mitra Ogan?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui efektivitas implementasi penyaluran dana dan kolektibilitas Program Kemitraan dan program Bina Lingkungan PTP Mitra Ogan, (2) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran pengembalian pinjaman, dan menganalisis serta menentukan alternatif penyelesaian penyebab ketidaklancaran pengembalian pinjaman oleh mitra binaan Program Kemitraan PTP Mitra Ogan, dan (3) untuk merumuskan alternatif strategi penyaluran dana yang terbaik, untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan dana Program Kemitraan PTP Mitra Ogan. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis dan menentukan tingkat efektivitas implementasi penyaluran dana dan kolektibilitas pinjaman dana oleh mitra binaan serta pelaksanaan program Bina Lingkungan, serta mencari alternatif strategi dari pelaksanaan penyaluran dana untuk meningkatkankan efektivitas pemanfaatan dana PKBL PTP Mitra Ogan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pendekatan survey dengan purposive sampling, wawancara dengan menggunakan kuesioner (in-dept interview) untuk menggali masukan program PKBL dari responden. Data meliputi data primer, data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari internal dan eksternal PKBL PTP Mitra Ogan. Penelitian ini akan melalui 2 tahapan, tahap pertama yaitu menganalisis efektifitas penyaluran dana dan kolektibilitas pengembalian pinjaman mitra binaan serta efektivitas program Bina Lingkungan dengan metode Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002 tentang kinerja pembinaan UKM dan koperasi, serta melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklancaran pengembalian pinjaman oleh mitra binaan dengan metode deskriptif tabulasi serta alternatif penyelesaian penyebab ketidaklancaran dengan analisis MPE. Tahap kedua yaitu menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pelaksanaan Program Kemitraan menggunakan matrik SWOT untuk memperoleh alternatif strategi implementasi PKBL dan prioritas strategi penyaluran dana Program Kemitraan yang akan dilakukan di masa depan dengan menggunakan metode AHP. Efektivitas penyaluran dana Program Kemitraan PKBL PTP Mitra Ogan pada tahun 2007 – 2009 bahwa efektivitas penyaluran dana dengan skor indikator 3 atau sudah efektif, dan per 30 November 2010 efektivitas penyaluran dana dengan skor indikator 2 atau kurang efektif. Trend jumlah dana yang disalurkan kepada mitra binaan dari tahun 2007 – 2008 terjadi kenaikan 40,99%, dari tahun 2008 – 2009 juga terjadi kenaikan 23,13% dan tahun 2009 – 30 November 2010 terjadi penurunan penyaluran pinjaman 24,55%. Trend dana tersedia Program Kemitraan pada tahun 2007 – 2008 terjadi kenaikan 43,29%, pada tahun 2008 – 2009 juga terjadi kenaikan 25,26% dan pada tahun 2009 – 30 November 2010 terjadi penurunan 16,94%. Penghitungan skor efektifitas penyaluran dana pada tahun 2007, 2008 dan 2009 dimulai dari bulan Januari – Desember, dan terjadinya penurunan skor indikator penyaluran dana per 30 November 2010 alokasi dana dari alokasi laba PTP Mitra Ogan tahun 2010 belum disetorkan kepada PKBL PTP Mitra Ogan dan pengembalian pinjaman oleh mitra binaan posisi piutang kurang lancar sebesar Rp. 608,289 juta (20,67% dari jumlah piutang) serta posisi piutang diragukan sebesar Rp. 132,203 juta (4,49% dari jumlah piutang) yang menyebabkan ketersediaan dana untuk disalurkan kembali kepada mitra binaan mengalami kekurangan likuiditas. Kolektibilitas pinjamanan oleh mitra binaan PKBL PTP Mitra Ogan dari tahun 2007 – 30 November 2010 kolektibilitas pinjaman dana dengan skor indikator 3 atau lancer. Trend saldo pinjaman kategori lancar pada tahun 2007 – 2008 terjadi kenaikan 38,26%, pada tahun 2008 – 2009 juga terjadi penurunan 3,43% dan tahun 2009 – 30 November 2010 terjadi penurunan lagi sebesar 10,87%. Trend saldo pinjaman kategori kurang lancar tahun 2007 – 2008 terjadi penurunan yang significant 82,15%, tahun 2008 – 2009 posisi saldo terjadi kenaikan 96,58%, dan tahun 2009 – 30 November 2010 terjadi kenaikan lagi sebesar 119,24%. Trend saldo pinjaman kategori diragukan pada tahun 2007 – 2008 terjadi penurunan 11,49%, pada tahun 2008 – 2009 terjadi penurunan 18,17%, dan pada tahun 2009 – 30 November 2010 trend turun lagi 29,61% dan trend saldo pinjaman katogori macet pada tahun 2007 – 2008 terjadi kenaikan sebesar 29,91%, pada tahun 2008 – 2009 trend turun sebesar 16,19%, dan pada tahun 2009 – 30 November 2010 saldo kategori pinjaman macet turun 36,46%. Trend yang paling significant perubahan naik turunnya adalah pada saldo pinjaman kategori kurang lancar, yaitu terjadi keterlambatan pengembalian pokok dan bunga dibawah 180 hari oleh mitra binaan dan saldo pinjaman kategori diragukan dari tahun 2007 – 2010 perubahan fluktuasinya relatif stabil tidak melebih 10% dari total saldo pinjaman dan kategori macet tahun 2007 – 2010 perubahannya fluktusinya juga relatif stabil tidak melebihi 3% dari total saldo pinjaman. Untuk meningkatkan efektivitas penyaluran dana kepada mitra binaannya, maka pengelola PKBL PTP Mitra Ogan harus memperhatikan posisi saldo pinjaman mitra binaan dengan jalan melakukan pembinaan manajemen mitra binaan dan monitoring pengembalian pinajaman. Alokasi dana program Bina Lingkungan PKBL PTP Mitra Ogan sampai tahun 2010 yang berasal dari penyisihan laba 1% setelah pajak PTP Mitra Ogan, jasa giro dan piutang lainnya sebesar Rp. 2,987 milyar. Aktivitas program Bina Lingkungan PKBL PTP Mitra Ogan pada tahun 2007 hanya mencapai 60,54%, terjadi penurunan pada tahun 2008 mencapai 39,01%, dan naik pada tahun 2009 mencapai 67,82%, dan naik lagi pada tahun 2010 mencapai 93,91%. Akumulasi efektivitas pelaksanaan program Bina Lingkungan PTP Mitra Ogan untuk meningkatkan kondisi sosial lingkungan perusahaan telah mencapai 98,66% dari alokasi dana atau sudah “baik dan efektif”. Pelaksanaan kegiatan Bina Lingkungan porsi terbesar pada bidang pendidikan dan pelatihan 40,62%, perbaikan bidang sarana dan prasarana 32,06%, peningkatan kesehatan 6,92%, perbaikan dan peningkatan sarana ibadah 8,56%, dan porsi terkecil pada bidang pelestarian dan bantuan bencana alam 7,82%. Analisis laporan keuangan PKBL PTP Mitra Ogan yang meliputi Neraca per 30 November 2010 bahwa, (1) posisi kas dan bank tahun 2007 – 2008 naik 29,35%, tahun 2008 – 2009 naik 57,84% dan tahun 2009 – 2010 naik 124,04%, (2) saldo piutang mitra binaan tahun 2007 – 2008 naik 34,82%, tahun 2008 – 2009 naik 20,24% dan tahun 2009 – 2010 turun 9,49%, (3) saldo piutang pinjaman khusus tahun 2009 – 2010 naik 217,86%, dan (4) piutang bemasalah dari tahun 2007 – 2008 turun 42,74%, tahun 2008 – 2009 turun 8,14% dan tahun 2009 – 2010 turun 20,71%, (5) jumlah aktiva dari tahun 2007 – 2008 naik 25,44%, tahun 2008 – 2009 naik 22,76% dan dari tahun 2009 – 2010 naik 1,63%, (6) saldo awal equitas atau modal sendiri dari tahun 2007 – 2008 naik 18,63%, dari tahun 2008 – 2009 naik 25,32% dan dari tahun 2009 – 2010 naik 22,89%. Pendapatan Program Kemitraan yang diperoleh dari hasil imbalan jasa administrasi (bunga pinjaman) sebesar 6% flat per tahun ini dipergunakan sebagai biaya operasional meliputi beban pembinaan, beban umum dan administrasi serta pengadaan aktiva. tahun 2007 – 2008 naik 32,71%, dari tahun 2008 – 2009 naik 27,60% dan dari tahun 2009 – 2010 naik 27,25%, perbandingan penggunaan dana meliputi beban operasional dan pembelian aktiva tetap tahun 2007 sebesar 69,10%, tahun 2008 naik 88,69%, tahun 2009 turun menjadi 83,08% dan pada tahun 2010 sebesar 53,96%, dan fluktuasi penggunaan dana terhadap pendapatan dari tahun 2007 – 2008 naik sebesar 28,36%, dari tahun 2008 ke tahun 2009 turun 6,33% dan dari tahun 2009 ke tahun 2010 turun 35,05%. Berdasarkan olahan data kuesioner tahap I terhadap 11 responden dengan menggunakan metode deskriptif tabulasi, faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya ketidaklancaran pengembalian pinjaman oleh mitraan terdapat 11 faktor. 6 urutan faktor tertinggi yaitu : (1) faktor internal mitra binaan (mismanajemen), (2) karakter tidak bertanggung-jawab dari pribadi mitra binaan, (3) sulitnya penagihan karena lokasi mitra binaan jauh dari kantor PKBL, (4) kecilnya (tanggung) jumlah plafon bantuan pinjaman, (5) banyak UKM yang beroperasi dibawah “economic scale”, (6) tidak ada sanksi tegas atas ketidaklancaran pembayaran pinjaman. Penentuan prioritas alternatif untuk mengantisipasi hal tersebut dengan analisa Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), dilakukan upaya : (1) mitra binaan yang mengajukan pinjaman harus mendapat referensi dari Kepala Desa, yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan, (2) selektifitas pemilihan mitra binaan dengan melakukan kerjasama dengan lembaga lain yang lebih profesional, (3) peningkatan evaluasi dan monitoring, dapat dilakukan bekerjasama dengan pihak lain yang lebih profesional, (4) pemilihan sektor usaha kecil binaan dikaitkan dengan sektor usaha perusahaan (seperti model inti–plasma) dan (5) harus ada ketentuan rewards & punishment yang jelas terhadap mitra binaan. Prioritas startegi dalam pelaksanaan penyaluran dana Program Kemitraan PTP Mitra Ogan kepada mitra binaan yang berada diwilayah kerjanya meliputi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kotamadya Palembang, berdasarkan olahan data dengan metode AHP diperoleh bahwa prioritas strategi alternatif penyaluran dana program kemitraan PTP Mitra Ogan yang utama adalah: (1) pemberian pinjaman diprioritaskan kepada UKM dengan jenis usaha yang prospektif untuk dikembangkan dengan plafon pinjaman yang lebih besar, (2) membuat pemetaan UKM prospektif per wilayah yang ditangani oleh pengelola PKBL, dan sebaiknya diusahakan pemilihan sektor UKM yang sesuai atau saling berkaitan dengan sektor usaha PTP Mitra Ogan, (3) penyaluran pinjaman melibatkan pemerintahan setempat (Kepala Desa), LSM atau lembaga lainnya yang kompeten dengan meminta referensi atas usaha yang ditekuni oleh calon mitra binaan, (4) untuk menekan resiko macet dan bermasalah pemilihan usaha UKM sebaiknya sesuai atau berkaitan dengan usaha perusahaan, (5) untuk meningkatkan kemampuan daya saing UKM sebaiknya BUMN membantu UKM untuk memasarkan produk melalui pameran atau informasi on-line. Keterkaitan itu semua adalah mensiasati dan mengantisipasi akan keterbatasan alokasi dana yang ada dibandingkan dengan permintaan UKM yang jauh lebih besar.. Keterkaitan itu semua adalah mensiasati dan mengantisipasi akan keterbatasan alokasi dana yang ada dibandingkan dengan permintaan dan kebutuhan UKM yang jauh lebih besar. Berdasarkan temuan penulis di lapangan, strategi yang dipilih tidak dapat sepenuhnya diaplikasikan berdasarkan analisis bisnis dan resiko, mengingat adanya pembatasan berupa ketentuan-ketentuan umum dan kebijakan yang diatur oleh Pemerintah dalam petunjuk pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dengan demikian penerapan strategi penyaluran dana Program Kemitraan ini hanya berusaha memanfaatkan peluang dan mengurangi kelemahan yang terkandung dalam aturan Program Kemitraan namun tetap dalam koridor aturan umum Program Kemitraan. Oleh karena itu peran aktor atau pelaku, dalam hal ini kondisi internal PTP Mitra Ogan dan kondisi internal dari mitraa binaan (UKM) yang paling menonjol dalam proses pelaksanaan program kemitraan. Saran yang diajukan adalah dibangunnya sinergi yang baik, kuat, dan terencana antara para pelaku atau aktor PTP Mitra Ogan dengan mitra binaan (UKM) serta faktor eksternal yang berperan dalam Program Kemitraan ini yaitu Pemerintah melalui Kementerian BUMN. Para pelaku pengambil kebijakan seperti Kementerian BUMN, dan disupport oleh Kementerian Koperasi dan UKM, serta serta Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan secara bersama dapat segera membuat penyempurnaan aturan pelaksanaan dari strategi pengembangan Program Kemitraan yang telah disepakati dan kesiapan data base UKM potensial, sehingga PTP Mitra Ogan selaku BUMN sebagai pelaksana dapat segera melakukan implementasi lapangan