Analisis efektifitas sistem informasi dan kinerja pengguna pada sistem informasi dan manajemen pertanahan nasional (simtanas) di kantor pertanahan

Konsep kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu pokok dewasa ini dalam pengelolaan administrasi publik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga perlunya paradigma baru dalam menetapkan nilai-nilai pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan pelayanan. Perubahan dilakukan untuk mendorong peningkatan kinerja pemerintah. Keadaan ini mengharuskan pemerintah menciptakan organisasi yang befokus kepada pelayanan prima, standar pelayanan dan pengukuran kinerja manajemen. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat berkaitan dengan pelayanan maka pemerintah harus melaksanakan proses transformasi menuju e-government. Transformasi menuju e-government diperkuat dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia dan Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Kebijakan tersebut merupakan payung bagi seluruh kebijakan teknis operasional di bidang e-government. Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Untuk memulai proses transformasi menuju e-government, sejak tahun 1997 Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyelenggarakan SIMTANAS dimana kegiatan ini hasil kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Spanyol di bidang teknologi informatika. SIMTANAS di Kantor Pertanahan menjadi salah satu fasilitas utama organisasi dalam menghasilkan informasi yang berkualitas yang sekaligus menjadi salah satu strategi yang mendukung tercapainya tujuan organisasi. SIMTANAS di Kantor Pertanahan sudah menjadi kegiatan operasional sehari-hari di kantor pertanahan, dimana digunakan oleh pegawai BPN sebagai pengguna akhir untuk melakukan kegiatan pelayanan. Efektifitas sistem informasi pada implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan harus memberikan banyak manfaat dalam menunjang kualitas dan optimalisasi kinerja pegawai dan kinerja organisasi. Semakin efektif sistem informasi pada implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan maka diharapkan kinerja pengguna akhir akan meningkat. Oleh karena itu, untuk mengetahui efektifitas sistem informasi dan kinerja pengguna maka perlu untuk dilakukan Analisis Efektifitas Sistem Informasi dan Kinerja Pengguna pada Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional di Kantor Pertanahan. Melalui analisis ini diharapkan diperoleh informasi mengenai sejauh mana keberhasilan pencapaian efektifitas sistem informasi tersebut dan sejauh mana mendukung kinerja pengguna sehingga menjadi tolak ukur untuk meningkatkan kualitas sistem di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisa kondisi efektifitas sistem informasi dan kinerja pengguna pada implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan; (2) Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas sistem informasi dan kinerja pengguna dengan adanya implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan; (3) Memberi rekomendasi kepada BPN untuk meningkatkan efektifitas sistem informasi pada implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja pengguna. Penelitian dilaksanakan dengan melaksanakan observasi langsung terhadap sistem itu sendiri dan melalui pembagian kuesioner serta wawancara kepada pengguna di Kantor Pertanahan. Atribut-atribut yang di evaluasi adalah atribut efektifitas sistem informasi dan indikator kinerja pengguna SIMTANAS di Kantah berdasarkan penilaian responden. Dalam penelitian ini yang diukur adalah presepsi penguna terhadap harapan dan kenyataan yang dirasakan oleh pengguna. Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran jelas dan dapat digunakan untuk mengkaji efektifitas sistem informasi dan kinerja pengguna di Kantor Pertanahan. Konsep mengenai evaluasi efektifitas sistem informasi disusun berdasarkan kerangka kerja evaluasi Whyte dan Bytheway yang dibentuk oleh proses (penyelarasan bisnis, kebutuhan, arah), produk (akurasi, kontrol, kompleksitas, efektifitas, kemudahan, integrasi, pemasaran, pelaporan, pelatihan, pemeliharaan,), dan layanan (memahami, dokumentasi, front office, keandalan, kompetensi, responsif, spesifikasi, keterlibatan pengguna). Sedangkan indikator kinerja pengguna yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan indikator yang digunakan oleh Hendarti dan Gui, yang terdiri dari kualitas pekerjaan, pengetahuan tugas pekerjaan, inisiatif, kerjasama, tanggung jawab, tingkat kehadiran dan waktu penyelesaian. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisis gap untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara harapan pengguna dengan realitas yang sebenarnya. Sedangkan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan dari dua data antara harapan dan realitas yang diterima responden apakah berbeda atau tidak digunakan uji Mann-Whitney. Structural Equation Modeling (SEM) yang digunakan untuk menganalisa hubungan antar peubah dalam pengukuran dan merumuskan pola keterkaitan efektifitas dan kinerja pengguna. Pengambilan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rule of thumb dari SEM. Sesuai rule of tumb SEM penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 140 orang. Penelitian dilaksanakan di Kantah Kota Jakarta Barat, Kantah Kabupaten Banyumas dan Kantah Kota Pontianak. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Berdasarkan analisa kondisi efektifitas sistem informasi dan kinerja pengguna harapan pengguna untuk semua atribut dari dimensi produk, proses dan layanan masih lebih besar jika dibandingkan dengan kinerjanya dan ada perbedaan gap yang signifikan. Sedangkan untuk setiap Kantah harapan dan kinerja atribut efektifitas sistem informasi juga ada perbedaan gap yang signifikan, kecuali beberapa atribut untuk Kantah Kabupaten Banyumas dan Kantah Kota Pontianak. Berdasarkan kriteria efektifitas sistem informasi secara menyeluruh, responden menilai bahwa implementasi SIMTANAS di Kantah memenuhi kriteria efektif. Sedangkan untuk kinerja pengguna baik secara keseluruhan maupun di setiap Kantah menunjukkan peningkatan kinerja pengguna dengan adanya implementasi SIMTANAS di Kantah. Semua variabel indikator dan dimensi dari efektifitas sistem informasi mempunyai pengaruh terhadap efektifitas sistem informasi. Apabila diurutkan berdasarkan dimensi, pengaruhnya yang terkuat mempengaruhi efektifitas sistem informasi maka urutannya adalah dimensi proses, dimensi layanan dan dimensi produk. Efektifitas sistem informasi pada implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pengguna. Pengaruh yang paling besar terhadap kinerja pengguna secara berurutan dari yang paling besar, yaitu pengetahuan tugas pekerjaan, kerjasama, inisiatif, waktu penyelesaian, kualitas pekerjaan, tanggung jawab dan tingkat kehadiran dengan tingkat pengaruh yang paling kecil. Untuk memperbaiki dimensi proses implikasi manajerial yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan evaluasi terhadap implementasi SIMTANAS di Kantah secara berkala. Sedangkan untuk memperbaiki dimensi produk dapat dilakukan dengan perbaikan dan pengembangan sistem harus dilaksanakan sejalan dengan kebutuhan disesuaikan dengan beban kerja dan perkembangan teknologi. Perlu dirancang pelatihan dengan metode yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam rangka meningkatkan kompetensi pengguna itu sendiri. Perlu alokasi dana lebih dari pihak Kantah untuk perbaikan insfratruktur penunjang. Mengadakan sosialisasi akan pentingnya data pertanahan kepada pengguna terutama pada bagian input data. Perlu juga dibangun Decision Support System (DSS). Mengintegrasikannya semua bidang unit kerja seperti kepegawaian dan keuangan menjadi satu kesatuan utuh yang dapat membantu evaluasi pekerjaan dan pengambilan keputusan. Perlunya PUSDATIN menambah pegawai khususnya bagian pelayanan dan penanganan masalah agar beban kerja yang cukup besar untuk melayani seluruh Kantah yang ada di Indonesia dapat tertangani. Untuk memperbaiki dimensi layanan yaitu buku panduan dibuat dalam bentuk buku saku dalam bentuk manual maupun digital dan berisi langkah-langkah menggunakan aplikasi SIMTANAS di Kantah sesuai dengan tupoksi dari masing-masing pengguna. Melakukan continuous improvement dari aplikasi sebelumnya agar dapat mengurangi kesalahan atau error aplikasi. Melakukan pelatihan dan sosialisasi arti pentingnya implementasi SIMTANAS di Kantah secara langsung sesuai dengan tupoksi dari masing-masing pimpinan di Kantah