PEMIKIRAN SRI WULANDARI MANGUNSARKORO TENTANG PENDIDIKAN DAN WANITA (1923-1959)

Sri Mangunsarkoro merupakan salah satu tokoh pergerakan wanita. Sri Mangunsarkoro berjuang dalam memperbaiki pendidikan dan mempertahankan kedudukan wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang kehidupan Sri Mangunsarkoro; (2) pemikiran Sri Mangunsarkoro tentang pendidikan pada tahun 1923-1959; dan (3) pemikiran Sri Mangunsarkoro tentang wanita pada tahun 1923-1959. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah oleh Kuntowijoyo yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama adalah pemilihan topik yang akan diteliti. Tahap kedua adalah pengumpulan sumber baik primer maupun sekunder. Tahap ketiga adalah verifikasi atau kritik sumber. Tahap keempat adalah interpretasi untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan. Tahap kelima atau terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian ini adalah: (1) Keluarga Sri Mangunsarkoro berasal dari Kerabat Kasunanan Solo. Pendidikan Sri Mangunsarkoro diawali dari Holandsch Inlandische School (HIS) hingga Gouvernements Meisjes Kweekschool (Sekolah Guru Puteri Hindia Belanda) di Salatiga. Perjuangannya bermula ketika Sri Mangunsarkoro menjadi pamong dalam Perguruan Taman Siswa; (2) Konsep pemikiran Sri Mangunsarkoro tentang masalah pendidikan yang dapat diterapkan dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia adalah mengenai pendidikan kebangsaan. Pendidikan kebangsaan membangun dan menguatkan kecintaan kepada Bangsa dan Tanah Air dan kecintaan ini harus berdasar kepada keadilan dengan seluas-luasnya.; (3) Pemikiran Sri Mangunsarkoro tentang kedudukan wanita adalah bahwa wanita dan pria adalah memiliki persamaan hak dan derajatnya. Bagaimanapun tidak boleh dilupakan akan kodrat wanita. Pria dan wanita diciptakan dengan sifat masing-masing yang berbeda mengandung maksud menyempurnakan hidup. Kata kunci: Pemikiran Sri Mangunsarkoro, Pendidikan, Wanita