Pengembangan Modul Biologi Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI Semester Genap Di SMA N 1 Bandar Lampung.

Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) kelayakan modul biologi problem based learning tentang materi sistem pernapasan, (2) efektivitas modul biologi problem based learning pada materi sistem pernapasan terhadap kemampuan berpikir kritis, dan (3) perbedaan prestasi peserta didik yang menggunakan modul biologi problem based learning dengan peserta didik yang hanya belajar menggunakan model problem based learning dan tanpa modul biologi problem based learning. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian R & D (Research and Development) dengan langkah-langkah 4-D (four-D-model) yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, and Melvyn I. Semmel. Desain pengembangan ini terdiri dari empat tahap yaitu: (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebarluasan). Subjek uji coba terbatas penelitian ini adalah 30 peserta didik kelas XI SMA N 1 Depok. Subjek uji coba produk operasional terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen sebanyak 34 peserta didik kelas XI SMA N 1 Bandar Lampung dan kelas kontrol sebanyak 34 peserta didik kelas XI SMA N 1 Bandar Lampung. Pengumpulan data menggunakan pemberian tes (lembar tes hasil belajar), non tes (lembar penilaian produk, angket respon penggunaan produk, dan lembar kemandirian). Teknik analisis data menggunakan program QUEST untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas item dan menggunakan SPSS untuk menganalisis data dengan Mann Withney U-Test. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa (1) validasi yang dilakukan oleh ahli materi dari aspek substansi/materi dan ahli pembelajaran dari aspek konstruksi mendapatkan penilaian baik dan validasi secara eksternal dilakukan oleh face validity memenuhi syarat kelayakan penggunaan modul dengan aspek penilaian aspek substansi/materi dan aspek konstruksi, (2) untuk mengetahui efektivitas penggunaan modul dilihat dari hasil persentase N-Gain skor post test skor pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan mencapai 79% lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol yaitu 71%, dan (3) terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul dengan yang tidak menggunakan modul berdasarkan hasil Mann Withney U-Test diketahui memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari pada 0,05 (sig α) yaitu 0,001 < 0,05. Dengan asumsi semakin kecil nilai signifikansi tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak