Analisis Penyimpangan Maksim dalam Wacana Humor Opera van Java pada Media Televisi

Penelitian ini memiliki dua tujuan: Pertama, mendeskripsikan bentuk penyimpangan maksim prinsip kerja sama (PK) pada wacana humor Opera van Java (OVJ). Kedua, mendeskripsikan bentuk penyimpangan maksim prinsip kesopanan (PS) pada wacana humor OVJ. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian tuturan pemain OVJ beserta konteksnya. Data penelitian berupa kalimat-kalimat yang menyimpang dari PK dan PS yang diperoleh menggunakan metode simak dan catat, serta e-mail. Instrumen primer adalah penulis sendiri dan instrumen sekunder adalah kartu data. Keabsahan data menggunakan teknik interrater, intrarater dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data menggunakan metode induktif. Hasil penelitian: (1) Bentuk penyimpangan maksim PK: (a) penyimpangan maksim kualitas: penutur berkata salah/tanpa bukti dengan menggunakan ujaran ironis, metaforis, hiperbolis, penggunaan kata/istilah yang kurang tepat, penyebutan nama tokoh dengan nama lain, menciptakan istilah/menyapa tokoh dengan tidak konvensional; (b) penyimpangan maksim kuantitas: penutur berkata lebih informatif dalam bentuk tautologi, pleonasme, dan berkata kurang informatif; (c) penyimpangan maksim hubungan: penutur berkata di luar topik/alur cerita; (d) penyimpangan maksim cara: pemaduan makna literal/figuratif atau sebaliknya, penggunaan homonimi, frase amfibologi, reduplikasi, idiom/peribahasa, pengembalian stimulus penutur sebagai respon oleh lawan tutur, salah menafsirkan maksud lawan tutur, berbelit/berkata kurang jelas, merebut/melanjutkan percakapan, beralih/bercampur kode, bernyanyi, berubah warna suara, lupa/tidak mengenal lawan tutur, bertukar pasangan/lawan tutur, penggunaan elipsis, memaksa/mengancam. (2) Bentuk penyimpangan maksim PS: (a) penyimpangan maksim kebijaksanaan: penutur mempermalukan, memerintah, mengancam lawan tutur, nonverbal penutur merugikan lawan tutur, dan memutarbalikkan fakta; (b) penyimpangan maksim kedermawanan: penutur memanfaatkan kebodohan/kemurahan hati lawan tutur dan situasi, serta meminta sesuatu kepada lawan tutur; (c) penyimpangan maksim pujian: penutur mengecam fisik/kemampuan, berkata tidak mengenakkan, tidak menghormati lawan tutur/pihak ketiga, tidak menerima gagasan lawan tutur secara frontal, tidak tulus memuji; (d) penyimpangan maksim kerendahhatian: penutur menyombongkan fisik/penampilan, kemampuan diri/pihak ketiga selaku diri, bersikap paradoksial, merendahkan hati tidak pada tempatnya; (e) penyimpangan maksim kesepakatan: penutur memaksimalkan ketidaksepakatan dengan lawan tutur, (f) penyimpangan maksim simpati: penutur antipati terhadap penderitaan/nasib lawan tutur