Penelitian Tentang Dampak Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Jayapura

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan indikator kemiskinan lokal yang komprehensip, baik yang bersifat obyektif maupun subyektif di Kabupaten Jayapura; (2) menemukan konstrak yang tepat untuk mengukur indikator kemiskinan lokal; (3) mengetahui besarnya pengaruh proses intervensi dan kualitas program terhadap dampak program pengentasan kemiskinan; (4) menemukan konstrak dampak program pengentasan kemiskinan beserta faktor-faktor pendukungnya; dan (5) menemukan bentuk dampak yang dihasilkan dan penerapan program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Jayapura, baik secara ekonomi, sosial, psikis dan budaya. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga miskin di Kabupaten Jayapura, sedangkan populasi sampel dalam penelitian ini adalah keluarga miskin peserta program sektoral (KUBE) dan program lokal (PPK) periode 2006-2008. Teknik multistage cluster random sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian sebanyak 219 orang. Penentuan jumlah sampel ini mengacu pada teori Cohen (1977). Adapun teknik snowball sampling digunakan untuk menggali data kualitatif yang melibatkan 56 informan (pengambil kebijakan/pengelola program, penerima program dan pihak terkait). Data dikumpulkan dengan metode angket, wawancara, observasi, dan dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik kuantitatif dan kualitatif, kedua teknik ini digunakan secara simultan. Untuk pengujian indikator kemiskinan lokal digunakan confirmatory factor analysis (CFA), untuk pengujian hubungan kausalitas antar variabel digunakan structural equation model (SEM) dan untuk pengujian pengaruh dampak program pengentasan kemiskinan dengan uji beda t-paired. Adapun untuk data kualitatif dianalisis secara diskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Berdasarkan indikator obyektif, mayoritas subyek penelitian dalam kategori miskin karena memiiki penghasilan di bawah standar kebutuhan fisik minimum (KFM) Kabupaten Jayapura. Berdasarkan indikator subyektif sebelum menerima program pengentasan kemiskinan, mayoritas subyek penelitian menyatakan dirinya dalam keadaan miskin dan setelah mengikuti program mayoritas subyek penelitian menyatakan dalam keadaan cukup. Peningkatan pendapatan subyek penelitian terbukti signifikan, baik untuk program keseluruhan maupun untuk program KUBE dan PPK. (2) Konstrak indikator kemiskinan lokal berhasil direpresentasikan secara signifikan oleh indikator pembentuknya, yaitu ekonomi, sosial, psikis dan budaya. (3) Proses intervensi dan kualitas program untuk program keseluruhan terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dampak program. Pengaruh proses intervensi terhadap dampak program untuk program KUBE terbukti negatif dan signifikan dan pengaruh proses intervensi terhadap dampak program untuk program PPK terbukti positif tetapi tidak signifikan. Kualitas program berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dampak program, baik untuk program KUBE maupun PPK. (4) Konstrak proses intervensi direpresentasikan secara signifikan oleh indikator engagement, assessment, designing, implementation, evaluation dan termination. Konstrak kualitas program direpresentasikan secara signifikan oleh indikator: effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness, appropriateness dan sustainabilily dan konstrak dampak program direpresentasikan secara signifikan oleh indilcator ekonomi, sosial, psikis dan budaya. (5) Program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Jayapura terbukti memiliki dampak secara signifikan terhadap peningkatan aspek ekonomi, sosial, psikis dan budaya dalam kehidupan subyek penelitian. Apabila kedua program yang dianalisis dibandingkan, terbukti bahwa program lokal (PPK) relatif lebih efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan di Kabupaten Jayapura dibandingkan program sektoral (KUBE)