Analisis Penerimaan E-learning oleh Siswa SMK di Kota Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tingkat penerimaan e-learning oleh siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Yogyakarta, dengan menjelaskan pengaruh langsung dan tidak langsung dari dukungan sosial sekolah dan sarana prasarana teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan ex-post facto. Penelitian dilaksanakan di SMK yang ada di Kota Yogyakarta, baik negeri maupun swasta yang sudah menerapkan e-learning dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013. Populasi pada penelitian ini berjumlah 283 siswa. Sampel penelitian berjumlah 150 siswa yang ditentukan dengan menggunakan teknik propotional random sampling. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan instrumen angket sikap siswa terhadap e-learning yang ada di sekolah. Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah data kuantitatif, sehingga pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS versi 21. Analisis data penelitian ini adalah analisis jalur menggunakan model trimming. Model trimming dilakukan untuk memperbaiki model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan variabel eksogen yang memiliki koefisien jalur yang tidak signifikan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dukungan sosial sekolah berpengaruh terhadap penerimaan e-learning secara tidak langsung melalui variabel kegunaan dan intensi. Dukungan sosial sekolah dan variabel kemudahan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan, namun kemudahan memberi pengaruh yang lebih besar dari dukungan sosial sekolah. Sarana prasarana teknologi berpengaruh terhadap penerimaan e-learning secara tidak langsung melalui variabel kemudahan, kegunaan, dan intensi. Variabel kegunaan dan kemudahan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap intensi, namun kegunaan memberi sumbangan yang lebih besar dari kemudahan. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan sosial sekolah dimediasi dengan baik oleh kegunaan dan intensi untuk mengukur tingkat penerimaan teknologi. Sarana prasarana teknologi juga dimediasi dengan baik oleh kemudahan, kegunaan, dan intensi untuk mengukur tingkat penerimaan teknologi. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua variabel eksternal dimediasi dengan baik oleh tiga variabel inti penerimaan teknologi untuk mengukur tingkat penerimaan teknologi oleh siswa SMK