STUDI STRUKTUR DAERAH PROSPEK GEOTHERMAL DENGAN METODE DEKONVOLUSI EULER TERHADAP ANOMALI GRAVITASI

Posisi dan kedalaman struktur geologi yang memicu munculnya mata air panas di daerah penelitian telah dihitung dengan menggunakan Metode Dekonvolusi euler (Euler Deconvolution Method) terhadap data anomali gravitasi. Berdasarkan hasil interpretasi dari data anomali residu dengan dekonvolusi Euler di lokasi mata air panas dan sekitarnya, diperkirakan ada beberapa sesar berarah hampir baratlaut-tenggara antara lain: sesar (1) yang berada di bagian baratdaya daerah penelitian memiliki arah yang sama dengan hasil pemetaan geologi (Hermawan, 2010), dengan perkiraan kedalaman dari 139 meter hingga 213 meter ; sesar (2) merupakan gabungan sesar normal dan sesar geser sedangkan sesar (3) merupakan sesar normal yang turun di bagian timurlaut dengan kedalaman masing-masing berkisar dari 139 meter hingga 1004 meter di bawah permukaan. Sesar (3) inilah yang mengontrol pemunculan manifestasi berupa mata air panas di daerah penelitian. Hal yang serupa juga ditunjukan oleh hasil pemodelan Talwani 2D yang menunjukan bahwa terdapatnya batuan dengan densitas besar yaitu 2.79 gr/cc yang diprediksi sebagai batuan metamorf berupa filit yang tersingkap hingga ke permukaan. Batuan metamorf tersebut mengalami sesar normal, sehingga di bagian timur laut terjadi pengendapan sedimen berupa batuan dengan densitas rendah yang merupakan batuan konglomerat dengan densitas sebesar 2.25 gr/cc. Pada bagian atas batuan konglomerat terjadi pengendapan sedimen berupa gamping dengan densitas 2.55 gr/cc hingga ke permukaan. Sedangkan bagian baratdaya terdapat sedimen permukaan yaitu alluvium dengan densitas sebesar 1.98 gr/cc.\ud \ud Kata kunci : Anomali Gravitasi, Anomali Residual, Dekonvolusi Euler, Sesar, Manifestasi, Talwani 2D