POLA PEMBINAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN NARAPIDANA MELARIKAN DIRI (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makassar)

2016Hasrul Fitriyadi (B111 10 358) ???Pola Pembinaan Lembaga\ud Pemasyarakatan Dalam Upaya Mencegah Narapidana Melarikan Diri\ud (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar)???.\ud Dibimbing oleh Prof.Dr. Andi Sofyan, SH,MH selaku pembimbing I,\ud dan Dr. Amir Ilyas.SH.MH selaku pembimbing II. \ud \ud Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan\ud Lapas Kelas I Makassar dalam mencegah narapidana melarikan diri dan\ud mengetahui kendala-kendala apa sajakah yang menjadi penghambat\ud dalam upaya pencegahan narapidana melarikan diri di Lapas Kelas I\ud Makassar. \ud \ud Penelitian dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan yaitu di \ud Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar, dengan metode penelitian\ud menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara penelitian lapangan\ud dan penelitian kepustakaan. \ud \ud Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan \ud narapidana melarikan diri di Lapas Kelas I Makassar sudah dilakukan\ud sebaik mungkin oleh pihak-pihak terkait dalam Lapas, sesuai yang\ud ditentukan dalam UU No 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Bentuk\ud upaya yang dilakukan meliputi upaya preventif dan upaya represif, yang\ud dimaksud dalam upaya preventif yaitu upaya pencegahan sebelum terjadi\ud melarikan diri, diantaranya pembinaan kegiatan kerja, seperti pelatihan\ud keterampilan mebuat hiasan dan keterampilan kerja reintegrasi sosial\ud seperti pendekatan pribadi yang dilakukan oleh petugas lapas dengan\ud narapidana pegawai yang dimaksud yaitu dokter dan psikolog, dan\ud keamanan di perketat. Upaya represif yaitu penanggulangannya jika hal\ud ini terjadi, seperti pemberian sanksi tegas sesuai aturan pasal 47 UU No\ud 12 Tahun 1995. Kendala yang dihadapi dan menjadi faktor penghambat\ud dalam upaya pencegahan narapidana melarikan diri di Lapas Kelas I\ud Makassar yaitu, over capacity atau kelebihan kapasitas Lapas, kondisi\ud bangunan yang tergolong kecil dan letaknya yang di tengah kota, jumlah\ud tenaga pembina dan petugas yang masih kurang, dan tidak adanya\ud pemberian sanksi berupa penambahan masa tahanan terhadap\ud narapidana yang melarikan diri