ANALISIS PELANGGARAN HAK TERDAKWA TERHADAP PENGGUNAAN SAKSI MAHKOTA DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN

2015Dwi Randi Sulistiyono, B11111035, Analisis Pelanggaran Hak Terdakwa terhadap Penggunaan Saksi Mahkota dalam Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No. 158/Pid.B/2013/PN.SKG). Dibimbing oleh Andi Sofyan selaku pembimbing I dan Amir Ilyas selaku pembimbing II.\ud Saksi Mahkota merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebut seorang terdakwa yang dijadikan sebagai saksi yang dilakukan bersama-sama dengan terdakwa lainnya melakukan sebuah tindak pidana. Saksi Mahkota digunakan karena kurangnya alat bukti, adanya splitsing, dan penyertaan.\ud Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat hukum yang timbul atas penggunaan saksi mahkota dalam tindak pidana pencurian oleh terdakwa yang diajukan sebagai saksi mahkota (Studi Kasus Putusan No. 158/Pid. B/2013/PN.SKG).\ud Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wajo, yaitu di Pengadilan Negeri Sengkang dengan mengambil data dan melakukan wawancara dengan hakim yang menangani perkara ini serta menelaah buku-buku, literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.\ud Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil bahwa akibat hukum yang timbul atas penggunaan saksi mahkota dalam tindak pidana pencurian adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan serta demi terungkapnya kebenaran materil dalam perkara tindak pidana pencurian (Studi Kasus Putusan No. 158/Pid. B/2013/PN.SKG) dengan tidak menjustifikasi penggunaan saksi mahkota sebagai alat bukti dalam setiap pemeriksaan perkara pidana