BIOREMEDIASI LIMBAH KAKAO (COKLAT) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOS (CAIR dan PADAT) DENGAN AKTIVATOR EM4

Produksi tanaman kakao di beberapa sektor pertanian di Indonesia yang semakin meningkat, dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan karena menghasilkan limbah yang semakin besar. Apabila dilihat dari banyaknya produksi, maka terdapat produk lain berupa limbah kulit kakao yang berpotensi mencemari lingkungan, namun pencemaran itu dapat diatasi apabila dilakukan dengan penanganan dengan teknologi yang tepat. Salah satu penanganan limbah kulit coklat adalah dengan cara melakukan pengomposan. Prinsip utama dari pengomposan adalah menguraikan bahan organik serta menurunkan rasio C/N bahan kompos tersebut menjadi sama dengan rasio C/N tanah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa organik yang terkandung dalam kulit coklat, serta peranan efektif mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan kompos. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan kemudian dilanjutkan dengan analisis sampel di Laboratorium untuk mengetahui kualitas kompos limbah kulit kakao dengan penambahan bioaktivator EM4. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengaruh pemberian jumlah efektif mikroorganisme yang berbeda-beda ke dalam bahan organik mempengaruhi kecepatan pematangan kompos serta mendapatkan kualitas kompos yang relatif lebih baik dari kompos alami. Kualitas kompos yang terbaik dari kedua jenis kompos terdapat pada variasi KC 3 dan KP 4, dimana pada KC 3 memiliki nilai C-Organik 28,24%, N-Total 1,64%, Rasio C/N 17%, P Total 0,98%, K-Total 0,75%. Sedangkan pada KP 4 memiliki nilai C-Organik 19,23%, N-Total 1,23%, Rasio C/N 16%, P Total 1,63%, K-Total 0,89%