Pengaruh Berbagai Komposisi Limbah Abu Kulit Biji Kakao Dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

Upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan meningkatkan kesuburan tanah melalui pemberian input organik kedalam tanah. Penambahan pupuk organik merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh. Dilain sisi pengolahan pertanian pasca produksi menghasilkan limbah yang cukup melimpah, salah satunya adalah limbah hasil pengolahan kakao berupa abu kulit biji kakao yang tidak termanfaatkan, bahkan dibakar kemudian dibuang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2014, di Desa Tanahkaraeng, Kec. Manuju, Kab. Gowa dan analisis kimia tanah dilaksankan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Universitas Hasanuddin, dengan tujuan untuk menemukan komposisi terbaik dalam pembuatan pupuk organik berbahan dasar limbah abu kulit biji kakao, feses kambing dan daun gamal. Penelitian ini disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) meliputi 9 perlakuan dan 5 ulangan meliputi; P00 (kontrol), P10 (5 ton/ha limbah abu kulit biji kakao), P20 (5 ton/ha feses ternak kambing), P30 (5 ton/ha limbah abu kulit biji kakao + 5 ton/ha feses ternak kambing), P40 (5 ton/ha limbah abu kulit biji kakao + 5 ton/ha feses ternak kambing + 5 ton/ha daun gamal), P50 (5 ton/ha daun gamal + 10 ton/ha limbah abu kulit kakao + 10 ton/ha feses ternak kambing), P60 (5 ton/ha limbah abu kulit kakao + 10 ton/ha feses ternak kambing), P70 (10 ton/ha limbah abu kulit kakao + 5 ton/ha feses ternak kambing), P80 (10 ton/ha daun gamal + 10 ton/ha limbah abu kulit kakao + 10 ton/ha feses ternak kambing). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan P60 memiliki komposisi pupuk organik yang paling baik, tinggi tanaman (cm) dan berat kering tanaman (g) menunjukkan perbedaan yang nyata berdasarkan hasil uji duncan. Dengan demikian limbah abu kulit biji kakao baik digunakan sebagai pupuk organik guna perbaikan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman