STUDI EKONOMI POLITIK: PENGELOLAAN PARIWISATA DI KABUPATEN WAKATOBI

2014MARWAN (E11108389). STUDI EKONOMI POLITIK: Pengelolaan \ud Pariwisata di Kabupaten Wakatobi. Dibimbing oleh Prof. Dr. Kausar \ud Bailusy, MA selaku pembimbing I dan A. Naharuddin, S.IP, M.Si \ud sebagai pembimbing II. \ud Wakatobi memiliki kekayaan alam berupa pariwisata yang sangat \ud baik sehingga mendapat predikat taman nasional wakatobi dan cagar \ud biosfer dunia. Potensi besar ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para \ud investor untuk menanamkan modalnya. Apalagi di tengah sistem ekonomi \ud yang terintegrasi dalam pasar bebas, maka peluang para investor \ud berinvestasi cukup besar. Di satu sisi masyarakat sebagai tujuan \ud pembangunan sangat diharapkan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan \ud pariwisata ini. Tidak kalah pentingnya, pemerintah sebagai wakil rakyat \ud diharuskan memainkan peran yang penting dalam pengelolaannya. Ketiga \ud aktor ini memiliki kepentingan masing-masing namun idealnya harus \ud dalam peran yang seimbang sehingga pemanfaatan kekayaan pariwisata \ud dapat menciptakan keadilan ekonomi. Penelitian ini akan mefokuskan \ud pada studi ekonomi politik: pengelolaan pariwisata di Kabupaten \ud Wakatobi. \ud Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian \ud dilakukan di Wakatobi. Tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data \ud yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. Data-data yang diperloleh \ud akan direduksi sesuai keperluan. Kemudian dikumpulkan dan \ud diorganisasikan. Terakhir akan disimpulkan untuk disajikan. \ud Pemerintah memiliki peran yang sentral dalam pengembangan \ud pariwisata. Untuk memperkenalkan pariwisata Wakatobi, pemerintah \ud melakukan promosi. Bandara udara juga tidak lupa dibangun sebagai \ud infrastruktur untuk pendukung kemajuan pariwisata. Selain itu pemerintah \ud melakukan upaya-upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta \ud melakukan perlindungan ekosistem melalui taman nasional Wakatobi \ud (TNW). Kebebasan pasar serta minimnya intervensi negara sehingga \ud hadirlah beberapa investor swasta baik lokal maupun asing yang \ud mengelolah potensi alam Wakatobi dengan konsep yang monopolis. \ud Modal yang besar dengan mudah keduanya menguasai persaingan \ud sehingga dominasi ekonomi dengan mudah dimenangkan. Tidak dapat \ud dimungkiri terdapat beberapa kelompok masyarakat lokal juga mencoba \ud membuka peluang bisnis di bidang kepariwisataan, misalnya dengan \ud membangun resort atau dive center tapi itupun masih sangat minim \ud apalagi dengan skala modal yang minim pula. Pemerintah diharapkan \ud maksimal dalam berperan dalam menyejaterahkan rakyatnya, ternyata \ud kurang begitu dirasakan. Selain itu, menjadi buruh-buruh juga menjadi hal \ud yang lumrah terjadi pada masyarakat lokal. Di era desentralisasi ini, \ud masyarakat Wakatobi yang harusnya mendapat imbas positif yang lebih \ud baik, malah masih kurang merasakannya. \ud Kata kunci: Pariwisat