KONSTRUKSI PENCEGAHAN PENYIMPANGAN SEKSUAL PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Propaganda of sexual deviance is the current global agenda. Sexual deviance occurs in a real, significant and growing manner to the point where social society is encouraged to unconsciously construct sexual deviance as something normal. They always take action to demand that it be normalized in legislation that is recognized and protected by law. Instigators and instigators of the sexual deviance movement aggressively promote their activities to gain this recognition. They argue that their community is part of the existing social order and must be recognized. They urge society to accept their minority community, whether as commercial sex workers, film workers, dramas with adultery nuances, there are even many dramas in the genre Boys Love (BL) or Girls Love (GL), namely dramas about homosexuals, Gays or lesbians. They refine the term for adulterers, but in essence, adultery, whatever its form or name, is a forbidden act. Allah Subhanahu wa Ta`ala. The real problems in student relationships at STAI Sebelas April Sumedang include friendships in class, the interactions of students who are actively involved in various student organizations, the style of dating seems increasingly free. Minister of Education and Culture Regulation No. 20 of 2021 concerning the protection and prevention of sexual violence in higher education is a justification for the academic community to express sexual desires freely. A free lifestyle without knowing the boundaries of mahram has become commonplace in society, and increasingly lax supervision requires taking preventive breakthroughs. The research method uses qualitative data. The researcher's primary data source examines literacy, especially the Koran, Surah An-Nur verse 30, from various points of view starting from interpretation and meaning, implementation and collaboration. Other data was obtained from the results of free structured interviews, then described, verified, and then drawn into a new assumption as a novelty regarding the construction of religion in preventing sexual deviation among STAI Sebelas April Sumedang students. Research Results, meaning of QS. An-Nur Verse 30, the level of faith of a servant is to lower his gaze on things that are forbidden as an effort to maintain his honor and religion because it is the driving force behind disobedience and adultery. Implementation of prevention of sexual deviation in higher education, including; Behaving in accordance with Islamic Sharia, interacting intelligently, civilly and with ethical patience, creating a religious environment and involvement of the campus community, and being responsible in using internet information and other technology. Construction of text study Q.S. An-Nur:30 offers three breakthroughs; Conversations Strengthen Understanding, Strengthen Collaboration, and Strengthen Public PolicyPropaganda penyimpangan seks  merupakan agenda global saat ini. Penyimpangan seksual terjadi secara real, signifikan dan berkembangan sampai pada titik dimana masyarakat sosial  didorong secara tidak sadar  mengkonstruk penyimpangan seksual menjadi sesuatu yang normal. Mereka selalu menggelar aksi tuntutan untuk dinormakan dalam perundang-undangan yang diakui dan dilindungi secara hukum.  Penggeliat dan pemantik gerakan penyimpangan seksual dengan gencar mempromosikan  aktivitas mereka untuk mendapatkan pengakuan tersebut. Mereka berpendapat bahwa komunitasi mereka adalah bagian dari tatanan sosial yang ada dan harus diakui. Mereka mendesak masyarakat menerima komunitas minoritas mereka baik sebagai pekerja seks komersial, pekerja film, drama bernuansa perzinahan bahkan marak sekarang drama yang bergenre Boys Love (BL) atau Girls Love (GL) sebut saja drama tentang homoseksual Gay atau lesbian. Mereka memperhalus istilah bagi para pezina, namun pada hakekatnya  zina bagaimanapun bentuk dan sebutannya adalah perbuatan yang diharamkan Allah Subbhanahu wa Ta`ala. Permasalahan yang real dalam pergaulan mahasiswa STAI Sebelas April Sumedang  baik pertemanan di kelas, pergaulan para mahasiswa yang terlibat aktif di berbagai organisasi mahasiswa, gaya pacaran nampak semakin bebas.  Permendikbud No 20 tahun 2021 tentang Perlindungan dan pencegahan kekerasan seksual pada Perguruan Tinggi menjadi dalil pembenaran bagi  civitas akademika dalam mengekspresikan hasrat seks secara bebas. Gaya hidup bebas tanpa mengenal batasan mahram menjadi hal yang lumrah di masyarakat begitupun semakin longgarnya pengawasan perlu mengambil terobosan pencegahan. Metode penelitian menggunakan data kualitatif.  Sumber data primer peneliti mengkaji literasi khususnya quran surat An-Nur ayat 30 dari berbagai sudut pandang mulai dari tafsir dan makna,  implementasi serta kolaboratif.  Data lainnya didapatkan dari hasil wawancara secara bebas terstruktur kemudian dideskripsikan, diverifikasi, dan kemudian ditarik menjadi sebuah asumsi baru sebagai novelty mengenai konstruksi agama dalam pencegahan penyimpangan seksual di kalangan mahasiswa STAI Sebelas April Sumedang. Hasil Penelitian, makna QS. An-Nur Ayat 30 kadar keimanan seorang hamba adalah  menundukan pandangan dari hal-hal yang diharamkan sebagai upaya menjaga kehormatan dirinya dan agama sebab dari pendorong pemicu dari kemaksiatan dan perzinahan. Implementasi Pencegahan penyimpangan seksual di Perguruan tinggi, diantaranya; Berperilaku sesuai Syariah Islam, berinteraksi secara cerdas, beradab dan kesabaran beretika, menciptakan lingkungan religius, dan keterlibatan civitas kampus, serta  bertanggung jawab dalam menggunakan Informasi internet dan teknologi lainnya. Konstruksi studi teks Q.S. An-Nur:30 menawarkan tiga terobosan; Percepatan Penguatan Pemahaman, Penguatan kolaboratif, dan Penguatan Kebijakan publi