Analisis yuridis kedudukan pembuktian saksi testimonium de auditu dalam perkara perceraian di pengadilan negeri demak

Skripsi yang berjudul, “Analisis Yuridis Kedudukan Pembuktian Saksi Testimonium De auditu dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Negeri Demak” bertujuan untuk mengetahui kedudukan hukum pembuktian saksi testimonium de auditu dalam perkara perceraian di Pengadilan Negeri Demak dan pertimbangan hakim terhadap kedudukan pembuktian saksi testimonium de auditu dalam perkara perceraian di Pengadilan Negeri Demak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian secara yuridis normatif, metode pengumpulan data yang digunakan data sekunder yaitu dengan menganalisis putusan Nomor 21/Pdt.G/2018/PN Dmk dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber lain yang sah yang memiliki kaitan dengan kedudukan pembuktian saksi testimonium de auditu dalam perkara perceraian di Pengadilan Negeri Demak. Setelah itu data diolah dan dirasa cukup, selanjjtnya dianalisis secara kualitatif, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian atau kalimat yang sistematis. Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa kedudukan pembuktian atas alat bukti saksi yang diajukan oleh Penggugat AM dalam perkara perceraian Nomor 21/Pdt.G/2018/PN Dmk termasuk dalam testimonium de auditu yang dimana kesaksian atau keterangannya karena mendengar dari orang lain atau bisa disebut juga kesaksian tidak langsung atau bukan saksi mata yang mengalami, melihat, atau mendengar sendiri peristiwa pokok perkara tersebut dan hal tersebut tidak dapat diterima sebagai alat bukti. Pertimbangan Hakim terhadap perkara perceraian putusan Nomor 21/Pdt.G/2018/PN Dmk terhadap kedudukan pembuktian testimonium de auditu digunakan sebagai alat bukti persangkaan (vermoeden), dan persangkaan itu dapat dijadikan dasar untuk membuktikan sesuatu. Kesaksian atau keterangan saksi FW dan NS bisa disebut juga kesaksian tidak langsung atau bukan saksi mata yang mengalami, melihat, atau mendengar sendiri peristiwa pokok perkara tersebut, melainkan hanya berdasarkan cerita dari Penggugat AM, sehingga hal tersebut dapat diterima sebagai alat bukti saksi sebagaimana Pasal 171 HIR dan Pasal 1907 KUHPerdata