Perilaku Kekuatan Sambungan Momen Komposit Bambu Laminasi-Kayu terhadap Konfigurasi Alat Sambung Baut dengan Sistem Pelat Baja Sisip

Untuk mengatasi ancaman kesulitannya memperoleh material kayu, dikembangkanlah penggunaan material bambu. Namun, kegagalan struktur paling banyak disebabkan oleh desain sambungan yang buruk. Oleh karenanya, solusi untuk memaksimalkan kekuatan material bambu dan kayu adalah dengan menggabungkannya menjadi sistem komposit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat perilaku kekuatan terhadap desain sambungan momen dengan sisitem komposit bambu dan kayu didukung menggunakan pelat baja sisip. Sambungan momem ini juga disambung dengan baut 5,5 mm yang terdiri dari 3 variasi yakni konfigurasi 4 baut, 6 baut, dan 8 baut. Perilaku kekuatan setiap sambungan momen ini dapat dilihat dengan melakukan metode pengujian uji kuat tekan dengan menggunakan alat hydraulic test pressure ENERPAC dengan kapasitas tekan 10 ton. Pemberian pembebanan dilaksanakan secara bertahap hingga benda uji membengkok dan rusak. Hasil pengujian dianalisis dengan metode perhitungan LRFD yang mengacu pada SNI 03-1729-2002. Berdasarkan perhitungan pengujian eksperimental, nilai momen maksimum untuk konfigurasi 4 baut 478,632 kN.mm, konfigurasi 6 baut 620,73 kN.mm, dan konfigurasi 8 baut 786,544 kN.mm. Berdasarkan perhitungan LRFD menggunakan analisis ultimit metode pendekatan elastik didapatkan nilai resultan gaya bekerja pada masing-masing konfigurasi baut (Rtotal) yaitu pada konfigurasi 4 baut sebesar 20,468 kN, konfigurasi 6 baut sebesar 21,448 kN, dan konfigurasi 8 baut sebesar 25,060 kN. Untuk perhitungan analisis kekuatan batas ultimit metode pendekatan plastis diperoleh nilai Pn sebesar 1 kN dengan r0 sejauh 27,6 untuk konfigurasi 4 baut baik yang mendekati ataupun menjauhi beban P; nilai Pn sebesar 2 kN dengan r0 sejauh 41,1 mm untuk konfigurasi 8 baut baik yang mendekati ataupun menjauhi beban P; serta untuk konfigurasi 6 baut nilai Pn yang mendekati beban P sebesar 1,68 kN dengan r0 sejauh 29 mm dan nilai Pn yang menjauhi beban P sebesar 1,5 kN dengan r0 sejauh 40,5 mm