Mitos Weton pada Pernikahan Masyarakat Desa Gedangan Lamongan: Kajian Mircea Eliade

The myth remains a frequently encountered phenomenon in society, particularly among the Javanese people known for their spiritual sharpness. This article explains the myth of calculating "weton" in marriage ceremonies conducted by the community of Gedangan Village, Lamongan Regency. The article argues that the myth of calculating "weton" in marriage is not merely a superficial myth without any meaning or significance. Using a descriptive method, this article describes that the calculation of "weton" in marriage is the result of the interaction between ancestors and deities or other mystical entities, which, when viewed from Mircea Eliade's perspective, is commonly referred to as the sacred. This sacred element then manifests itself as symbols and myths in the form of the Javanese calendar system, which is later used as a reference for calculating "weton."Mitos menjadi hal yang masih sering dijumpai pada kehidupan masyarakat, terutama masyarakat Jawa yang terkenal dengan ketajaman spiritualitasnya. Artikel ini merupakan uraian perihal mitos perhitungan weton pada pernikahan yang dilaksanakan oleh masyarakat desa Gedangan Kabupaten Lamongan. Artikel ini berpendapat bahwa mitos perhitungan weton pada pernikahan bukanlah hanya sekedar mitos belaka tanpa mengandung nilai dan arti. Dengan menggunakan metode deskriptif, artikel ini menguraikan bahwa perhitungan weton pada pernikahan merupakan hasil dari persentuhan leluhur dengan dewa atau hal ghaib lain, yang jika ditinjau melalui perspektif Mircea Eliade biasa disebut dengan yang sakral. Yang sakral tersebut kemudian bermanifestasi menjadi simbol dan mitos berupa sistem kalender jawa yang nantinya digunakan sebagai patokan perhitungan weton