Analisis Psikopatologi Kecenderungan Impulsive Buying pada Salah Satu Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Impulsive buying can have a negative impact on individuals. Based on the preliminary study, the respondent stated that one of the negative impacts arising from the tendency of impulsive buying was financial problems, which led to a feeling of discomfort that did not match the criteria of mental health. This study aims to determine the tendency of impulsive buying among students in terms of psychopathology. The respondent in this study is one of the Semarang State University students who has a tendency to impulsive buying. The data in this study were obtained from semi-structured interviews and were analyzed using holistic analysis. The data credibility test is done by using the member check technique. The results of the study refer to the tendency of impulsive buying to respondents which can be caused by psychoanalytic aspects (intrapsychic conflict of respondents when they are 4 years old), behavioral aspects (wrong learning patterns where respondents always see their parents who continue to provide what they ask for), and cognitive aspects ( mistakes in thinking, that the respondent thinks all desires must be properly satisfied).Impulsive buying dapat memberi dampak negatif pada individu. Berdasarkan studi pendahuluan responden menyatakan bahwa salah satu dampak negatif yang timbul karena kecenderungan impulsive buying adalah masalah keuangan sehingga mendorong adanya perasaan kurang nyaman yang tidak sesuai dengan kriteria sehat mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa ditinjau dari psikopatologi. Responden dalam penelitian ini adalah salah satu mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang memiliki kecenderungan impulsive buying. Data dalam penelitian ini didapat dari wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan analisis holistik. Uji kredibilitas data dilakukan dengan teknik member check. Hasil penelitian merujuk pada kecenderungan impulsive buying pada responden dapat disebabkan oleh aspek psikoanalitik (konflik intrapsikis responden saat berusia 4 tahun), aspek perilaku (pola belajar yang salah dimana responden selalu melihat orang tuanya yang terus memberikan apa yang ia minta), dan aspek kognitif (kesalahan dalam berpikir, bahwa responden berpikir semua keinginan harus terpuaskan dengan baik)