Kajian Sosio-Teologis terhadap Makna Meja Berbentuk Salib dalam Perjamuan Kudus di GMIT Imanuel Kefamenanu

Meja berbentuk salib dalam perjamuan kudus adalah salah satu cara dari bagaimana jemaat GMIT Imanuel Kefamenanu berkontekstualisasi terhadap tradisi perjamuan kudus yang Yesus lakukan bersama dengan para murid. Tentunya ada sebuah makna yang diperoleh baik secara praksis dan teologis. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis makna meja berbentuk salib dalam perjamuan kudus di GMIT Imanuel kefamenanu ditinjau dari sosio-teologis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara sengaja melalui metode wawancara dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian makan ada makna yang dibangun berdasarkan kenyataan subjektif dan objektif, yaitu pertama, Meja perjamuan kudus berbentuk salib sebagai suatu simbol “penderitaan” yang terus-menerus mengingatkan jemaat bahwa melalui salib inilah Yesus Kristus merelakan diri-Nya disalibkan demi menebus dosa manusia dengan lunas. Kedua, Jemaat memahami makna meja perjamuan kudus berbentuk salib ini dengan berusaha mengumpamakannya dengan meja makan yang ada dalam setiap keluarga di mana adanya persekutuan yang terbangun, di antara ayah, ibu dan anak-anak. Ketiga, melalui meja berbentuk salib dalam perjamuan kudus ini, semua jemaat ada dalam satu ikatan persekutuan gereja sebagai tubuh Kristus yang telah hidup di dalam jurang yang dalam (tanah Timor) tanpa berusaha untuk melupakan identitas etnis masing-masing jemaat. Selain itu, melalui makna ini juga jemaat merasakan bahwa tidak ada yang lebih istimewa dihadapan Tuhan melainkan semua sama-sama berarti dimata Tuhan sehingga Ia relakan dirinya untuk semua umat manusia tanpa pandang bulu