Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Seksual Dalam Lingkup Keluarga Studi Putusan Nomor: 48?Pid.B/2019/PN.Paringin

Kekerasan seksual terhadap anak dalam limgkup keluarga merupakan salah satu bentuk perbuatan yang melanggar hak asasi manusia. Korban yang merasakan penderitaan dan/kerugian ini merujuk kepada perempuan yang mana pelakunya adalah sebagian besar laki-laki. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis sosiologis dengan metode pendekatan normatif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Korban tindak pidana pelecehan seksual mengalami penderitaan dan/atau kerugian berupa akibat psikologis antara lain korban kasus Pelecehan Seksual memilki rasa trauma, hal tersebut berdampak pada emosional yang diakibatkan dari rasa traumanya melahirkan pengaruh emosional yang memerlukan dukungan emosional dari orang-orang terdekat. Dan kekerasan terhadap perempuan berperan dalam pelestarian kondisi pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan. Dengan menggunakan metode peneltian normative pada hukum primer (Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga), sekunder dan tersier seperti peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, teori pemidaan dan toeri perlindungan hukum. Dalam penulisan penulis melihat bahwasannya hakim tidak hukuman maksimal sehingga menciptakan ketidakadilan terhadap korban. Dalam hal ini seharusnya penegak hukum lebih teliti dan mencermati setiap kasus yang ditangani