Isolasi, Karakterisasi dan Uji Toksisitas Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etil Asetat Daun Sungkai (Peronema canescens Jack) dari Provinsi Bengkulu

INTISARI ISOLASI, KARAKTERISASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUNGKAI (Peronema canescens Jack) DARI PROVINSI BENGKULU Oleh: Nugrah Anggini (BP: 1910411036) Bustanul Arifin, M.Si; Prof. Dr. Adlis Santoni Tumbuhan Peronema canescens Jack biasa dikenal dengan nama sungkai, sungke, sungkih, sekai, kurus, lurus, lokai, ki sabrang dan jati sabrang merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Lamiaceae. Tumbuhan ini terdapat di beberapa daerah di Indonesia, seperti Provinsi Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat dan Pulau Kalimantan. Di Provinsi Bengkulu, sungkai dimanfaatkan sebagai obat malaria, obat demam tinggi, obat cacar, peningkat imunitas tubuh dan pereda nyeri. Sungkai mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid, fenolik dan saponin, yang berpotensi bersifat sitotoksik. Ekstrak etil asetat daun sungkai dari Provinsi Kalimantan Timur dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik yang kuat. Pada penelitian ini dilakukan isolasi, identifikasi, karakterisasi dan uji toksisitas senyawa hasil isolasi dari tumbuhan sungkai (Peronema canescens Jack) yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Senyawa metabolit sekunder diisolasi menggunakan metode kromatografi, yaitu Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom (KK). Senyawa hasil isolasi dimurnikan dengan metode triturasi. Identifikasi senyawa dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan mereaksikan senyawa hasil isolasi dengan pereaksi Liebermann-Burchard (LB) pada plat tetes, hasilnya terbentuk cincin berwarna kuning kemerahan, dan yang kedua identifikasi dengan plat KLT menggunakan penampak noda LB, terbentuk noda tunggal berwarna kuning kemerahan. Kedua hasil identifikasi menyatakan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa golongan terpenoid. Senyawa tersebut berbentuk padatan berwarna bening dengan titik leleh sebesar 247-249°C. Karakterisasi senyawa menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan FTIR. Berdasarkan spektrum UV-Vis, pada panjang gelombang 278,0 nm terdapat kromofor C=C terkonjugasi yang memberikan transisi elektron π→π* dan pada panjang gelombang 335,0 nm terdapat kromofor C=O dari gugus keton α,β-tak jenuh yang memberikan transisi elektron η→π*. Spektrum FTIR senyawa hasil isolasi menunjukkan adanya gugus fungsi C-H alifatik, C=O stretching, C-H bending dari geminal dimetil yang merupakan ciri khas senyawa terpenoid, C-O stretching dan C=C bending. Uji toksisitas senyawa hasil isolasi dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menggunakan larva udang Artemia salina Leach, didapatkan nilai LC50 sebesar 67,9262 ± 5,0990 mg/L (toksik kuat), yang berarti senyawa ini dapat dikembangkan menjadi agen sitotoksik. Kata kunci: Peronema canescens Jack, sungkai, terpenoid, toksisita