KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN RESILIENSI MATEMATIS PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII DI MTsN 2 TULUNGAGUNG

Skripsi dengan judul “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Resiliensi Matematis Pada Materi Teorema Pythagoras Kelas VIII di MTsN 2 Tulungagung” Skripsi ini ditulis oleh Irmala Khoirun Nisa’, NIM. 12204193225 Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Pembimbing Dr. Muniri, M.Pd. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Resiliensi Matematis, Materi Teorema Pythagoras. Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran matematika. Siswa yang terbiasa dihadapkan dengan masalah, maka siswa tersebut akan terbiasa menggunakan pola pikirnya sehingga dapat membantu keberhasilan siswa tersebut dalam memecahkan kehidupan sehari-hari. Namun masih banyak siswa masih belum terbiasa dalam menyelesaikan soal-soal non rutin atau soal yang berbasis masalah sehingga kemampuan pemecahan masalah masih rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah matematika adalah resiliensi matematis atau sikap tekun, gigih, pantang menyerah dalam menghadapi masalah. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memiliki resiliensi matematis tinggi pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII di MTsN 2 Tulungagung, (2) untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memiliki resiliensi matematis sedang pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII di MTsN 2 Tulungagung, dan (3) untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memiliki resiliensi matematis rendah pada materi Teorema Pythagoras kelas VIII di MTsN 2 Tulungagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini terdiri dari 6 siswa kelas VIII-B. Proses penentuan subjek yang dilakukan meliputi pemberian angket, tes, wawancara, dan dokumentasi. Tes diikuti oleh 6 subjek terpilih dari angket resiliensi matematis, selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil dari tes tulis. Teknik analisis data dimulai dari resduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa dengan kategori resiliensi matematis tinggi mampu memenuhi semua indikator pemecahan masalah matematis yaitu, mampu memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali, (2) siswa dengan kategori resiliensi matematis sedang hanya mampu memenuhi tiga indikator pemecahan masalah matematis yaitu, mampu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali, dan (3)siswa dengan kategori resiliensi matematis rendah hanya mampu memenuhi satu indikator pemecahan masalah matematis yaitu, mampu memahami masalah