Pemberdayaan anak jalanan melalui diklat keterampilan pertukangan kayu di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kalisari Blimbing Kota Malang

ABSTRAK Krisis ekonomi nasional yang melanda bangsa Indonesia membawa dipak yang sangat besar bagi struktur kehidupan masyarakat. Hal itu ditandai dengan berbagai problematika yang dihadapi masyarakat seperti telah menyebabkan jutaan anak Indonesia teranci tidak dapat meneruskan sekolah atau tidak dapat mengenyam bangku pendidikan. Bahkan ribuan anak-anak terpaksa turun ke jalan, karena orang tua tidak mampu membiayai sekolah. Hal ini berarti anak-anak dari keluarga miskin akan mengalami suatu stagnasi sosial, ekonomi, dan budaya. Akhirnya, mereka hanya akan menerima pekerjaan yang rendah, baik dari sisi upah maupun jenisnya. Dari sinilah kemudian muncul istilah anak jalanan. Oleh karena itu, adanya Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Malang yang mempunyai tugas pokok melaksanan sebagian tugas Dinas Pendidikan meliputi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan latihan ketrampilan, pengembangan model, pembuatan percontohan dan pengendalian mutu kegiatan pendidikan luar sekolah berdasarkan peraturan perundang-undangan. Maka penelitian ini, akan melihat beberapa hal yang terkait dengan pemberdayaan anjal melalui diklat pertukangan kayu yang dilakukan oleh SKB Kalisari Blimbing Kota Malang. Dengan memfokuskan diri pada beberapa permasalahan, seperti usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh SKB dalam pemberdayaan anak jalanan melalui diklat keterampilan pertukangan kayu, Apa motivasi SKB dalam pemberdayaan anak jalanan, serta apakah faktor penghambat yang dialami oleh SKB dalam pemberdayaan anak jalanan melalui diklat ketrampilan pertukangan kayu tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha memahami secara mendalam fenomena yang terjadi pada pemuda (anak jalanan) yang berperan dalam pendidikan dan pelatihan ketrampilan pertukangan kayu, khususnya menyangkut masalah pemberdayaan, usaha-usaha,motivasi,faktor penghambat dan kendala dalam memperdayakan anak jalanan melalui diklat pertukangan kayu. Dalam rangka mengumpulkan data-data, peneliti menggunakan tiga tehnik, yaitu wawancara, observasi dan dokumenter. Adapun hasil dari penelitian ini adalah, pertama,, Dibukanya Diklat pertukangan kayu oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Malang, dengan menggunakan dua pendekatan yaitu, peningkatan sarana dan prasarana seperti penggunaan sistem klasikal dan peralatan modem serta sistem target yang diterapkan oleh SKB, merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk memberdayakan anak jalanan. Kedua, adanya keinginan untuk megentaskan kemiskinan dan keterbelakangan dengan pengembangan potensi pada diri anak jalanan serta adanya ketidakpuasan atas program pelatihan bakat (skill) terhadap anak-anak jalanan yang dilakukan oleh Dinas Sosial, merupakan alasan atau motivasi SKB membuka program diklat ini. Kemudian ketiga adalah adanya beberapa faktor yang menghambat proses kegiatan diklat pertukangan kayu di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Malang seperti, seperti sikap tidak disiplin dan sikap tidak kooperatif selama kegiatan dilaksanakan pada anak jalanan, Kendala daya listrik yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan listrik ketika kegiatan dilaksanakan. Dan, Belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur masalah penertiban anak-anak jalanan