Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam menurunkan tingkat perceraian di KUA Kec. Singosari Kab. Malang: Studi analisis terhadap peran BP4 dalam usaha menurunkan jumlah perceraian di KUA Kec. Singosari Kab. Malang

ABSTRAK Setiap orang selalu mendambakan hidup yang bahagia dan tidak seorangpun menginginkan kesengsaraan dalam hidupnya. Pada kenyataannya tidak setiap orang mengetahui jalan yang harus ditempuh untuk meraih kebahagiaan tersebut. Perubahan maupun pergeseran peradaban dunia disemua sektor kehidupan acapkali sebagai titik kulminasi terhadap pola perilaku di masyarakat, yang mulai bergeser dari sifat dan sikap mengedepankan keutuhan menuju pada watak yang egoistis dan individualistis yang tinggi. Pola perilaku ini telah melanda masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia, akibatnya menimbulkan perbedaan kelas baik segi ekonomi, politik sosial maupun budaya. Bentuk yang paling jelas adalah pada sektor kehidupan rumah tangga. Sudah merupakan suatu kelaziman di masyarakat, bahwa persoalan perceraian merupakan hal yang sudah biasa, dimata mereka perceraian hanya merupakan bagian dari seni kehidupan. Undang-Undang positif maupun hukum Islam bukan menjadi persoalan bagi mereka dalam melakukan perceraian, tanpa memperdulikan dampak dari perceraian. Paradigma pemikiran masyarakat seperti ini tidaklah mudah untuk dirubah, sekalipun melibatkan lembaga perkawinan yang ada, salah satunya adalah lembaga yang penulis angkat dalam judul skripsi ini, untuk itulah penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam skripsi dengan judul : "Peran Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dalam Menurunkan Tingkat Perceraian Di Kua Kec. Singosari Kab. Malang (Studi Analisis Terhadap Peran BP4 Dalam Menurunkan Tingkat Perceraian di KUA Kee. Singosari Kab. Malang)". Bertolak dari fenomena tersebut, pembahasan tulisan ini berkisar tentang : Peran Badan Penasehat Pembinaan dan pelestarian Perkawinan, Perceraian dalam konsep hukum Islam maupun hokum positif (Undang-undang No.1 Tahon 1974), Dampak-dampak perceraian dan analisis terhadap hasil penelitian tentang peran BP4 dalam mengurangi tingkat perceraian di KUA Wilayah Kecamatan Singosari-Malang. Dalam menunjang penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan bahan hukum meliputi observasi, interview, dan dokumenter sedangkan metode pembahasan meliputi metode induktif, deduktif dan komparatif dengan mengumpulkan bahan hukum dari buku-buku, perpustakaan, majalah maupun dari proses inventarisasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode analisis isi dengan proses pengelolaan data secara non statistik. Dari berbagai permasalahan yang ada tersebut, dapat diketahui bahwa perceraian baik ditinjau dari segi hukum Islam maupun Undang-undang positif (Undang-Undang No 1 Tahun 1974) melarang dan sedini mungkin untuk dihindari, kecuali kalau ada alasan yang dibenarkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian yaitu: Usia muda, minimnya tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, pengaruh pihak ketiga dan beberapa faktor lainya. sedangkan dampak perceraian sangat berpengaruh pada masa depan anak, kelangsungan rumah tangga, dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial di masyarakat. Sedangkan dari analisis data dapat diketahui bahwa tingkat perceraian yang terjadi di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang lebih disebabkan oleh fakor usia muda, tingkat pekerjaan dan tingkat ekonomi, selain itu juga tidak didukung oleh kurangnya peran strategi BP4 yang lebih disebabkan banyaknya kendala yang dihadapi lembaga ini, sehingga dapat dipahami bahwa tingkat perceraian di KUA Kecamatan Singosari lebih pada faktor strategis dan kurangnya peran BP4, sehingga fenomena ini perlu adanya penanganan oleh semua pihak baik dari pihak masyarakat maupun dari pemerintah sendiri