Toksisitas ekstrak bui mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap ulat pemakan daun (Achaea janata L) pada tanaman jarak (Ricinus communis L)

ABSTRAK Achaea janata L. merupakan hama utama pada tanaman Jarak (Ricinus communis L.) sehingga kehadirannya bisa menurunkan produktivitas tanaman Jarak. Banyak pestisida kimia sintetik yang digunakan untuk menanggulangi serangga hama ini. Ekstrak Biji Mimba (EBM) adalah pestisida nabati yang digunakan untuk menanggulangi larva Achaea janata L. karena EBM bersifat toksit dan mampu menghambat pertumbuhan larva Achaea janata L. EBM juga aman bagi serangga hama lain dan aman untuk lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh EBM terhadap mortalitas dan menghambat pertumbuhan larva Achaea janata L. yang meliputi berat larva, berat pupa, umur larva, umur pupa dan persentase telur yang menetas. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Karangploso, Malang. Mulai bulan Mei sampai Juni 2005. Uji kombinasi menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan yakni kontrol (0 ml/1), 1 ml/1, 2 ml/1, 4 ml/1, 8 ml/1, 16 ml/1 dan 32 ml/1. Masing- masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil analisis terhadap rerata mortalitas larva menggunakan analisis probit yakni untuk mengetahui LC؛o dan LT50. Data mortalitas dan pertumbuhan larva yang meliputi berat larva, berat pupa, umur larva, umur pupa dan persentase telur yang menetas di analisis dengan menggunakan analisis ANOVA Two-way pada taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa EBM toksit terhadap larva Achaea janata L. EBM mampu meningkatkan mortalitas dan menghambat pertumbuhan larva. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LC50, sebesar 1.58 ml/1, LT0؛ sebesar 7.85 jam pada konsentrasi 8 ml/1, menurunkan nilai rata-rata berat larva dan berat pupa, memperpanjang umur larva dan umur pupajuga mengurangi persentase telur yang menetas. Semakin tinggi konsentrasi, jumlah telur yang menetas semakin sedikit. Perlakuan kombinasi yang paling efektif terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 8 ml/1 dengan rerata mortalitas 97,14%, Lts٠ 7.85 jam, berat larva 0.062 gram. Dalam perlakuan 8 ml/1, tidak ada larva yang mampu bertahan menjadi pupa. Perlakuan kombinasi dengan efektifitas yang paling rendah terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 1 ml/1, EBM dengan rerata mortalitas 24,28 ml/1, LT50 219.15 jam, berat larva 0.591 gram, berat pupa 0.56 gram, rerata umur larva 6.62 hari, umur pupa 6.62 hari dan rerata telur yang menetas hingga 55.89%