Analisis kandungan lemak dan kadar gula reduksi dari tiga kult1var buah durian (Durio zibethinus Murr.)

ABSTRAK Buah durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu buah yang banyak dihasilkan di Indonesia. Dibandingkan dengan buah-buah yang lain buah durian mempunyai kadar lemak dan kadar gula yang cukup tinggi. Di Indonesia durian mempunyai banyak kultivar. Berdasarkan hal tersebut perlu dilaksanakan analisis kandungan lemak dan kadar gula reduksi dari bebarapa kultivar buah durian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan lemak dan kadar gula reduksi pada buah durian berdasarkan tiga kultivar yaitu: kultivar manalagi, bajul dan bajul turunan dengan pemeraman meliputi 0 hari dan 4 hari. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan lemak dan kadar gula reduksi pada buah durian. Buah durian yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Desa Kambal Kecamatan Ngantang. Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif expost facto. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7-15 April 2003 di laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Kandungan lemak diekstraksi menurut metode Soxhlet dengan pelarut petroleum ether Kadar gula diperoleh dengan metode Nelson-Somogyi. Data diperoleh berupa persentase berat lemak basah, berat lemak kering dan kadar gula reduksi. Pengambilan data dilakukan 3 kali ulangan. Data persentase kandungan lemak dan kadar gula dianalisis dengan Anava Ganda dan Uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan lemak kering tertinggi adalah kultivar bajul. Rerata kandungan lemak kering masing-masing adalah 6,5892 % (Bajul), 5,9204 % ( Manalagi), dan 4,2661 % (Bajul turunan). Sedangkan kadar gula reduksi yang tertinggi didapatkan dari kultivar bajul turunan sebesar 9,6300 % tetapi berbeda nyata dengan kultivar yang lain. Kultivar manalagi sebesar 7,0083 %, kultivar bajul sebesar 6,8433%. Dengan menggunakan pemeraman kadar gula reduksi lebih tinggi dibandingkan yang tanpa pemeraman