Desain dan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 di UKM Tenun Ikat Medali Mas Kediri

UKM Medali Mas merupakan salah satu perusahaan tekstil kain tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) beroperasi di Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur. Perusahaan didirikan pada tahun 1989 dan memiliki area pemasaran produk hingga ke luar pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan internal perusahaan yaitu adanya keinginan pemilik perusahaan memasarkan produk menembus pasar ekspor. Perusahaan belum memiliki standar dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Selain itu perusahaan juga belum mengelola sistem manajemen mutu secara konsisten hingga mempertimbangkan komitmen perusahaan, manajemen proses yang baik, serta budaya untuk memelihara mutu secara berkesinambungan. Sehingga diperlukan perancangan Sistem Manejemen Mutu ISO 9001:2015 dan implementasinya pada perusahaan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action) dipakai dalam penelitian ini dimulai Check dengan melakukan analisa gap kondisi SMM pada UKM sesuai pedoman SMM ISO 9001. Plan dilakukan dengan membuat rancangan perbaikan untuk UKM yang sesuai dengan persyaratan SMM ISO 9001:2015, Do dengan mengimplementasikan rancangan perbaikan dan kemudian dilakukan Check kembali untuk tindakan evaluasi hasil dari implementasi. Tindakan dari analisis gap diperoleh sebanyak 163 persyaratan yang harus dipenuhi, UKM Medali Mas telah memiliki 42 persyaratan sesuai dengan presentase sebesar 26 sesuai, memiliki 64 persyaratan sesuai sebagain dengan presentase 39, dan memiliki 57 ketidaksesuaian dengan presentase 35. Dari hasil ketidaksesuaian pada analisis gap tersebut, selanjutnya dilakukan racangan perbaikan untuk memenuhi persyaratan dari penerapan SMM ISO 9001:2015. Penelitian ini menghasilkan perancangan struktur informasi terdokumentasi berisikan 1 Manual Mutu, 18 Prosedur Mutu, 27 Formulir Mutu. Analisis risiko dilakukan pada dua level yaitu pada level operasional dan level strategis yang kemudian dari kedua level tersebut didapatkan nilai Risk Priority Number (RPN) untuk dilakukan perbaikan, Penambahan satu divisi baru yaitu divisi operasional serta staff gudang dan staff pengiriman dan terdapat sorang Management Representative. Ditetapkan dua kebijakan mutu yang dijadikan komitmen perusahaan dalam menjalankan bisnis perusahaan. Didapatkan lima stakeholder yang berpengaruh pada perusahaan yaitu: Customers, Supplier, Pihak Ketiga (Penjahit), Pemilik Usaha, Karyawan. Terdapat 7 sasaran mutu yang dilakukan pengukuran, 3 diantaranya sudah memenuhi kriteria keberhasilan dan 4 lainnya masih belum memenuhi kriteria keberhasilan