Pertanggungjawaban Pidana oleh RKM atas Penyiraman Air Aki terhadap NSB ditinjau dari Putusan Nomor 372/pid.b/2020/ Pn. Jkt Utr

Tindak pidana penganiayaan merupakan salah satu tindak pidana yang banyak terjadi di Indonesia. Melakukan Penganiayaan yang menunjukan gelagat kesengajaan oleh pelaku terhadap sikap permusuhan dan merupakan penganiayaan yang memang disengaja (Wahyuni, 2022). Dalam hukum pidana di Indonesia, korban kejahatan hanya diposisikan sebagai alat bukti yang melalui keterangannya sebagai saksi, sehingga memungkinkan untuk korban kurang mendapatkan keleluasaan dalam memperjuangkan haknya di persidangan. Oleh karena itu dengan adanya hal tersebut, salah satu kasus yang menarik perhatian untuk dibahas, yaitu kasus penganiayaan berencana yang mengakibatkan luka berat. Penganiayaan tersebut dilakukan dengan menyiramkan air aki yang dilakukan oleh RKM bersama rekannya RB terhadap NSB yang diambil dari Putusan Nomor 372/Pid.B/2020/PN.Jkt Utr. Dalam proses persidangan Jaksa menuntut dan Hakim memutus terhadap RKM dengan Pasal 353 KUHP ayat (2). RKM dianggap melakukan penganiayaan berencana yang mengakibatkan luka berat. Penjatuhan pidana dari hasil proeses persidangan tersebut, seharusnya dapat dikenakan Pasal 355 KUHP ayat (1) yang terlebih dahulu didakwakan dalam dakwaan primair oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Pasal tersebut termasuk jenis penganiayaan berat yang direncanakan terlebih dahulu, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. Dari kasus tersebut dapat memberikan harapan terhadap Hakim agar mampu melihat kasus secara keseluruhan, mempertimbangkan secara obyektif dan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya