Analisis Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.) di Kabupaten Kediri

Produksi ikan lele di Kabupaten Kediri berada pada peringkat ke-2 terbesar setelah Kabupaten Sidoarjo. Komoditi ikan lele juga menjadi komoditi terbesar yang di produksi di Kabupaten Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) untuk mengetahui apa saja sumber risiko produksi usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri, (2) menganalisis performance usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri serta (3) menganalisis tingkat risiko produksi dan risiko pendapatan usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri, (4) menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan risiko produksi usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri. Metode penelitian ini adalah dengan deskriptif untuk mengetahui sumber risiko usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri dan metode kuantitatif untuk menganalisis performance usaha dengan R/C Ratio, tingkat risiko dengan analisis variance, coefficient variation, dan standard deviation serta faktor yang mempengaruhi produktivitas serta risiko usaha menggunakan regresi model Cobb-Douglas dan Just and Pope. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan sengaja atau purposive method, dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposionate random sampling. Hasil penelitian ini secara singkat dijelaskan sebagai berikut: (1) sumber risiko produksi pada usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri terdiri dari hama dan penyakit, cuaca dan iklim, kualitas benih, kanibalisme, dan juga pemeliharaan oleh pembudidaya, (2) R/C Ratio rata-rata adalah sebesar 1,5 dengan keuntungan rata-rata adalah sebesar Rp 14.444.952,91, (3) tingkat risiko produksi usaha budidaya dengan nilai koefisien variasi 0,217 dan batas bawah (L) sebesar 1.693,83, tingkat risiko pendapatan usaha budidaya dengan nilai koefisien variasi pada risiko produksi adalah sebesar 0,17 dan batas bawah (L) sebesar 9.632,402 berarti usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri tidak terlalu berisiko pada aspek produksi dan pendapatan yang dihasilkan, (4) seluruh variabel berpengaruh positif terhadap produktivitas, sedangkan variabel benih, dan obat-obatan dapat meningkatkan risiko usaha budidaya dan variabel pakan dan lama usaha dapat menurunkan risiko usaha budidaya ikan lele di Kabupaten Kediri. Saran yang dapat diberikan penulis kepada pembudidaya adalah melakukan perhitungan pada padat tebar agar tidak terjadi kematian. Pengontrolan kolam dilakukan secara berkala, mengingat cuaca sangat berisiko terhadap kualitas air kolam. Pembudidaya dapat melakukan pengecekan pada kualitas benih yang akan ditebar. Penakaran pada pemberian obat dan pakan sangat penting bagi proses pemeliharaan ikan. Saran bagi pemerintah adalah mengadakan penyuluhan dan memberikan pendampingan pada pembudidaya, terkait edukasi budidaya yang benar. Pemerintah juga perlu memperbanyak produksi benih ikan lele yang berkualitas, sehingga produk yang dihasilkan masyarakat juga berkualitas