Pengaruh Perbedaan Volume Pelarut Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Sonneratia Caseolaris Dari Pesisir Pantai Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur

Dunia pengobatan saat ini mulai beralih ke biota pesisir dan laut yang diketahui memiliki kandungan senyawa bioaktif. Salah satu biota pesisir dan laut yang memiliki beragam senyawa bioaktif dan berpotensi untuk bahan baku obat adalah tanaman mangrove Sonneratia caseolaris. Bagian dari mangrove ini yang mengandung senyawa bioaktif ditemukan pada bagian daunnya. Senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya, diantaranya flavanoid, alkaloid, glikosida, saponin, steroid, fenol hidrokuinon dan tannin. Senyawa-senyawa bioaktif tersebut memiliki aktifitas biologi seperti antioksidan yang sangat bermanfaat dalam dunia medis dan farmasi sebagai natural product. Antioksidan dapat dijadikan penunjang kesehatan terhadap berbagai macam penyakit kardiovaskular, arterosklerosis, pengobatan dalam terapi kanker dan menghambat proses aging karena berhubungan dengan oksidasi sel oleh radikal bebas. Dalam memaksimalkan potensi antioksidan dalam sampel daun mangrove terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya perbedaan volume pelarut yang diberikan. Uji aktivitas antioksidan pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Metode ini dipilih karena merupakan metode pengujian antioksidan yang paling praktis, prosesnya sederhana, mudah, cepat, murah, hanya memerlukan sedikit sampel, dan hasil yang didapatkan telah teruji akurat. Alur penelitian pada penelitian ini meliputi studi literatur, pengambilan sampel di lapang, preparasi sampel berupa pengeringan dan penghalusan, ekstraksi sampel menggunakan metode maserasi dengan pemberian volume pelarut yang berbeda 1:3 b/v (perlakuan A), 1:4 b/v (perlakuan B), dan 1:5 b/v (perlakuan C), uji aktivitas antioksidan, pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji kualitatif dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada sampel uji dan uji kuantitatif untuk menghitung nilai lC50, dan analisis hasil menggunakan uji Two-way ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat aktivitas antioksidan dari ekstrak 1:3 b/v > 1:4 b/v > 1:5 b/v. Nilai IC50 ekstrak 1:3 b/v, 1:4 b/v, 1:5 b/v secara berurutan adalah 27,814 ppm (kategori sifat antioksidannya sangat kuat), 30,982 ppm (kategori sifat antioksidannya sangat kuat) dan 53,808 ppm (kategori sifat antioksidannya kuat). Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa perbedaan pemberian volume pelarut dan konsentrasi ekstrak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan. Perbedaan volume pelarut 1:3 b/v memiliki nilai yang paling signifikan atau nyata dibandingkan perbedaan volume pelarut 1:5 b/v, dan perbedaan konsentrasi ekstrak 80 ppm memiliki nilai yang paling signifikan atau nyata dibandingkan dengan perbedaan konsentrasi ekstrak 10 ppm