Analisis Morfometrik dan Aspek Parameter Biologi Ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) di Perairan Selatan Jawa Timur

WPP-NRI 573 mencakup perairan Samudra Hindia di sebelah selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian barat. Sebagian besar penduduk di sepanjang garis WPP-NRI 573 adalah nelayan. Hasil tangkapan yang biasanya didapat ikan pelagis besar maupun kecil. Jenis ikan pelagis kecil yang banyak tertangkap di PPN Prigi dan PPP Pondokdadap adalah Ikan layang (Decapterus spp). Data statistik hasil tangkapan Ikan Layang (Decapterus spp) di PPN Prigi pada tahun 2020 bulan Januari-April sebesar 93.520 ton sedangkan di PPP Pondokdadap sebesar 54.31 ton. Ada lima spesies ikan layang yang sering ditemukan di perairan Indonesia yaitu layang biru (Decapterus macarellus), layang benggol (Decapterus russelli), layang deles (Decapterus macrosoma), layang anggur (Decapterus kurroides), dan layang lajeng (Decapterus maruadsi). Tingginya kebutuhan ikan layang secara terus-menerus mengakibatkan nelayan memperbesar upaya penangkapan yang dapat mempengaruhi penurunan stok ikan. Stok perikanan harus dilakukan pengendalian untuk mempertahankan status eksploitasi sumberdaya perikanan di wilayah persebaran perairan selatan. Status ekspoitasi suatu spesies dapat diketahui melalui metode Spawning Potential Ratio (SPR). Pada penelitian ini menggunakan metode SPR dengan mempertimbangkan kemudahan dalam pengumpulan dan pengelolaan data. Masih sedikitnya informasi terhadap Ikan Layang Biru di wilayah PPN Prigi dan PPP Pondokdadap memunculkan permasalahan apabila eksploitasi tidak terkontrol untuk keberlanjutan stok ikan maka populasi stok terancam kelestariannya. Sehingga, perlu adanya upaya pengontrolan dalam usaha penangkapan ikan agar tidak berdampak buruk bagi status eksploitasi dan keberlanjutan sumberdaya di suatu perairan. Penelitian dilakukan dilakukan di PPN Prigi dan PPP Pondokdadap, Jawa Timur pada bulan Januari-April 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfometri dan mengetahui aspek biologi Ikan Layang Biru (D.macarellus) berupa hubungan panjang berat, nisbah kelamin, TKG, Lc, Lm, mortalitas dan SPR. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Data yang diambil adalah TL,SL, FL,PDL,DFB1,DFB2,UPCL,LPF,PVL,PAL,AFB,HL,OL,PrOL,POL,MBD (dengan satuan cm),Berat (dalam gram),dan gonad. Untuk mengetahui mengetahui persamaan ciri-ciri ikan, uji student atau uji T dan Principal Component Analysis (PCA) yaitu analisis faktor untuk mengidentifikasi stok ikan berdasarkan karakteristik morfometri ikan di masing- masing perairan. Pada analisis hubungan panjang berat menentukan persamaan eksponensial dilanjutkan uji T untuk memastikan hubungan antar parameter (nilai b) untuk mengetahui bentuk pola pertumbuhan. Analisis Lc dilakukan untuk mencari proporsi 50% panjang ikan yang tertangkap pertama kali disajikan secara deskriptif dalam grafik. Pendugaan TKG dan nisbah kelamin dilakukan dengan membedah untuk melihat bentuk, warna, dan ukuran serta hasilnya akan disajikan kedalam bentuk grafik. Analisis pendugaan Lm dilakukan untuk menghitung proporsi 50% Panjang ikan betina pada TKG 3-4 dan disajikan secara deskriptif dalam grafik. SPR membutuhkan Loo dan K menggunakan metode ELEFAN I yang terdapat dalam aplikasi FISAT II, Lm50, Lm95, Mortalitas diolah menggunakan Microsoft Excel dimasukkan kedalam website http://barefootecologist.com.au/lbspr. Truss morfometri ikan layang (D.macarellus) yang digunakan dalam PCA ada 15 yaitu TL_SL, FL_SL, PDL_SL, DFB1_SL, MBD_SL, DFB2_SL, UPCL_SL, LPF_SL, PVL_SL, PAL_SL, AFB_SL, OL _HL,TK_HL PrOL_HL dan POL_HL. Dari nilai kumulatif varian didapatkan bahwa ikan layang biru (D.macarellus) yang berada di PPN Prigi dan PPP Pondokdadap memiliki nilai persentase perbedaan karakter sebesar 29,451 % dan persentase persamaan karakter sebesar 70,549%.Hasil dari persentase tersebut menjelaskan bahwa Ikan Layang Biru (D.macarellus) yang berada di PPN Prigi dan PPP Pondokdadap dianggap sebagai satu sub stok. Sebaran ukuran panjang ikan Layang Biru di PPN Prigi 16-45 cm dengan panjang rata-rata sebesar 28 cm sedangkan di PPP Pondokdadap memiliki distribusi frekuensi panjang antara 20-31 cm dengan panjang rata-rata sebesar 24 cm. Analisis hubungan panjang dan berat ikan didapatkan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Nisbah kelamin antara jantan dan betina 1:1,65 dengan jumlah ikan jantan 34 ekor (38%) dan ikan betina berjumlah 56 ekor (62%). Gonad betina banyak ditemukan berada di TKG III (48%) sedangkan gonad jantan banyak ditemukan di TKG I (41%). Penelitian LB-SPR menunjukkan status ikan Layang Biru yang didaratkan di PPP Pondokdadap SPR 24% dalam kondisi tereksploitasi penuh dan Ikan Layang Biru yang didaratkan di Prigi SPR 42% dalam kondisi belum ter eksploitasi. Hal ini terlihat dari hasil laju eksploitasi (E Prigi = 0,64 dan E Pondokdadap = 0,53) yang lebih tinggi dari nilai optimum (0,5). Selain itu, nilai mortalitas penangkapan (F = 2.11 dan F = 6.25) yang lebih tinggi daripada mortalitas alami (M = 1.17 dan M = 5.32).Dampak lain dari tingginya nilai mortalitas penangkapan adalah Lc (Lc Prigi = 28,94, Lc Pondokdadap = 25,5)