Faktor risiko kejadian hipotensi paska anestesi spinal dan hasil luaran fetomaternal pada pasien yang menjalani operasi seksio sesarea elektif di Indonesia : bagian dari Studi Multisenter Anestesi Obstetri

Latar belakang: WHO (World Health Organization) melaporkan pada tahun 2011 rerata angka seksio sesarea berkisar antara 5 – 15% per 1000 kelahiran. Angka kelahiran dengan metode operasi seksio sesarea di Indonesia sebesar 9,8% dari total 49.603 kelahiran pada tahun 2010 hingga 2013.Teknik anestesi spinal menjadi pilihan utama untuk operasi seksio sesarea. Angka kejadian hipotensi setelah anestesi spinal berkisar 25-75% dan lebih tinggi pada wanita hamil terkait perubahan fisiologis saat kehamilan. Beberapa faktor risiko dikaitkan dengan kejadian hipotensi paska anestesi spinal tersebut dapat berupa faktor risiko maternal dan faktor risiko dari tindakan anestesi. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas insiden hipotensi paska anestesi spinal dan faktor risiko yang berhubungan serta hasil luaran fetomaternanya dalam skala nasional, oleh karena itu dilakukan penelitian ini. Tujuan: Mengetahui insidensi dan faktor risiko kejadian hipotensi paska anestesi spinal pada ibu hamil yang menjalani operasi seksio sesarea secara elektif serta hasil luaran fetomaternal pada rumah sakit di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian multisenter anestesi obstetrik yang besifat studi prospektif observasional cross sectional. Subyek penelitian adalah wanita hamil yang menjalani seksio sesarea secara elektif. Variabel yang diteliti berupa faktor risiko maternal (usia ibu, BMI, jumlah kehamilan, dan penyakit komrobid ibu), faktor risiko tindakan anestesi (jenis jarum spinal, ukuran jarum spinal, teknik barbotage, obat adjuvan spinal, dan obat premedikasi), hasil luaran bayi (APGAR Score), dan hasil luaran ibu (morbiditas dan mortalitas). Pengumpulan data dilakukan pada periode Februari 2022 – April 2022 dan diinput menggunakan aplikasi REDCAP. Data dianalisa menggunakan aplikasi SPSS dan PLS. Hasil: Dari 475 pasien yang diteliti, sebanyak 30 pasien (6,3%) mengalami kejadian hipotensi paska anestesi spinal. Variabel yang meningkatkan risiko terjadinya hipotensi paska anestesi spinal berupa nilai BMI>30 (p value 0,017; OR 1,87). Pasien yang mengalami hipotensi paska anestesi spinal mempunyai angka morbiditas 6,7% (p value <0.05) dan mortalitas 0,4% (p value <0,05). Tidak didapatkan perubahan APGAR Score pada bayi baru lahir dari ibu yang mengalami hipotensi paska anestesi spinal. Kesimpulan: Angka kejadian hipotensi paska anestesi spinal pada penelitian ini sebesar 6,3%. Faktor risiko maternal berupa nilai BMI>30 meningkatkan risiko kejadian hipotensi paska anestesi spinal. Kejadian hipotensi paska anestesi spinal memperburuk hasil luaran ibu berupa meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Kejadian hipotensi paska anestesi spinal tidak memiliki pengaruh terhadap hasil luaran bayi